Sejarah Tercipta di Laut

By , Senin, 1 September 2014 | 17:50 WIB

Kita selalu berpikir tiap gagasan besar diimpikan para filsuf dan para penulis dari daratan.

Marcus Rediker, seorang profesor sejarah Atlantik di University of Pittsburgh, dalam buku barunya yang berjudul Outlaws of the Atlantic: Sailors, Pirates, and Motley Crews in the Age of Sail, membalikkan asumsi dengan menunjukkan bahwa mungkin banyak hal yang membentuk budaya dunia modern kita saat ini—sebetulnya berasal dari kalangan pelaut: para kelasi, bajak laut, dan budak.

"Jika kita ingin memahami bagaimana dunia bisa terhubung, bagaimana benua-benua menjadi bagian dari satu-kesatuan planet, kita harus memahami kapal-kapal dan pelautnya yang menciptakan hubungan tersebut," kata Rediker.

Kita harus memahami orang-orang biasa yang menciptakan sejarah di laut. Gagasan modern mengenai ras dan kelas pun lahir di laut. Tetapi, kita cenderung berpikir sejarah terjadi di darat. "Ini membutakan kita terhadap aspek-aspek penting dari proses sejarah dunia. Itulah yang saya sebut sebagai sudut pandang 'terra-sentris'."

Kapal-kapal laut di utara Eropa, yang muncul pada abad ke-16 dan 17 kemudian menjadi teknologi terpenting di abad 18, bisa dilihat sebagai pendahulu munculnya pabrik. Karena diperlukan sejumlah besar pekerja upahan untuk dapat mengoperasikan mesin pada kapal-kapal tersebut.

Itu adalah proses kerja yang menciptakan nilai besar bagi ekonomi dunia. Tetapi ketika para pekerja dikerahkan untuk melayarkan kapal untuk perdagangan, atau untuk raja dan ratu, kerja sama pun membawa mereka kepada proyek-proyek yang ingin mereka buat sendiri. Mereka mulai memikirkan hidup mereka sendiri dan bekerja sama untuk sebuah tujuan, selain melayani orang yang mempekerjakan mereka.

Pelaut dan Revolusi Amerika

Salah satu muasal Revolusi Amerika pun berawal dari para pelaut dan perlawanan mereka. Pada saat itu, Angkatan Laut Kerajaan Britania kekurangan orang, dan kekurangan upah, sehingga angkatan laut mencanangkan pemaksaan untuk meningkatkan jumlah pekerja.

Pada tahun 1760, terjadi perang antarpelaut di pelabuhan Boston, New York, dan Philadelphia. Katanya, mereka berjuang melawan tiranikarena kapten kapal biasanya seorang tiran, mengatasnamakan kebebasan.

Pelaut biasanya bertindak langsung. Mereka menghimpun massa. Mereka berupaya membebaskan kembali orang-orang kembali dari press-gang (paksaan untuk masuk, melayani angkatan laut). Atau merebut kapal kapal, membawanya ke tempat umum, dan membakarnya, untuk mendramatisasi aksi perlawanan mereka.

Perang pelaut ini pun akhirnya memengaruhi sosok-sosok penting seperti Sam Adams di Boston, yang menyaksikan awak kapal berperang dan mengartikulasikan sebuah ide yang akhirnya menjadi landasan Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat: bahwa semua manusia diciptakan sama.