Universitas Nalanda, India, salah satu universitas tertua di dunia, kembali memulai perkuliahan, Senin (1/9). Universitas Nalanda kembali dibuka setelah hampir 830 tahun setelah hancur akibat penyerbuan pasukan Turki.
Universitas Nalanda kembali dibuka dengan 15 mahasiswa dan 11 staf yang menghadiri kuliah di tempat sementara, Rajgir Convention Centre, gedung pemerintah di negara bagian Bihar, India timur.
Mahasiswa yang akan kuliah di Nalanda dipilih dari sekitar 1.000 pelamar yang mengikuti beberapa ujian, menurut harian The Indian Express.
Para mahasiwa mencakup dekan universitas di Bhutan dan seorang mahasiswa S2 dari Jepang. Dua fakultas pertama yang dibuka adalah Ekologi dan Lingkungan serta Sejarah.
Pihak universitas telah mendapatkan lebih dari 180 hektare tanah di daerah kaki bukit Rajgir, namun pembangunan baru akan dimulai Februari tahun depan.
Kompleks universitas lengkap akan selesai pada 2020. Saat itu universitas ini memiliki tujuh fakultas, semua untuk mahasiswa tingkat master dan doktoral. Nantinya universitas ini akan menawarkan perkuliahan di bidang sains, filsafat dan spiritual serta ilmu-ilmu sosial.
Nalanda, adalah salah satu universitas pertama dunia yang memberikan akomodasi berupa asrama bagi anak didiknya. Di masa keemasannya, Nalanda menampung 10.000 mahasiswa dan 2.000 orang guru.
Salah seorang cendekiawan Dinasti Tang, Xuanzang menghabiskan waktu selama 15 tahun belajar dan mengajar di Nalanda.
Berdasarkan catatan sejarah, Universitas Nalanda tiga kali mengalami penghancuran namun hanya dua kali dibangun kembali. Penghancuran pertama adalah akibat serbuan bangsa Hun yang dipimpin Mihirakula pada masa kekuasaan Raja Skandagupta (455-467).
Penerus Raja Skandagupta langsung membangun ulang Nalanda bahkan dibangun dengan jauh lebih megah dan memberikan lebih banyak sumber daya agar universitas itu bisa bertahan lebih lama.
Penghancuran kedua adalah akibat serbuan kerajaan Gauda dari Bengal pada awal abad ketujuh. Seperti sebelumnya, Nalanda kembali diperbaiki kali ini oleh Raja Harshavardana (606-648).
Kehancuran ketika terjadi pada 1193 ketika bangsa Turki menyerbu di bawah pimpinan Bakhtiyar Khilji. Serangan ini dilihat para pakar sejarah sebagai awal menurunnya pengaruh agama Buddha di India.
Sejarawan Persia Mihaj-i-Siraj, dalam babad tulisannya Tabqat-i-Nasiri, melaporkan bahwa ribuan pendeta Buddha dibakar hidup-hidup dan ribuan lainnya dipenggal tak lama setelah serbuan Turki itu.