Tipe Orang yang Paling Berisiko Obesitas

By , Selasa, 2 September 2014 | 11:44 WIB

Jumlah orang dengan obesitas yang terus bertambah membuat kewaspadaan terkait kondisi ini perlu ditingkatkan.

Meskipun obesitas dapat terjadi pada siapa saja, namun ada tipe-tipe orang tertentu yang paling berisiko lebih mengalami obesitas. Siapa saja mereka?

1. Orang dengan orangtua obesitasObesitas juga dipengaruhi oleh gen karena menentukan bagaimana tubuh menyimpan dan mendistribusikan lemak. Menurut situs kesehatan Mayo Clinic, faktor yang mempengaruhi lemak, seperti laju metabolisme dan efisiensi pembakaran kalori saat berolahraga juga dipengaruhi oleh faktor genetik.

Selain itu, kebiasaan makan yang terbentuk di keluarga juga akan mempengaruhi bagaimana seseorang menjadi obesitas. Dengan mengikuti pola makan yang diterapkan orangtua yang obesitas, seorang anak juga akan lebih mudah menjadi obesitas.

2. Orang yang berhenti merokokSudah menjadi alasan umum orang tak ingin berhenti merokok karena takut berat badannya bertambah. Penelitian memang membuktikan demikian. Namun dibandingkan dengan bahaya kesehatan yang diakibatkan oleh obesitas, bahaya merokok jauh lebih besar. Lagipula setelah berat badan sedikit meningkat setelah berhenti merokok, orang dapat berupaya untuk menurunkannya kembali.

3. Orang yang melahirkanWanita lebih mudah menjadi gemuk setelah melahirkan dan memiliki anak. Penambahan berat badan saat hamil memang tidak terelakkan, namun upaya untuk menurunkannya kembali setelah melahirkan cukup sulit dilakukan oleh kebanyakan wanita.

Ini bukan sepenuhnya salah mereka, pasalnya saat kehamilan memasuki trimester terakhir, wanita memproduksi banyak sel lemak di dalam tubuhnya. Meski diet dan olahraga dapat menyusutkan sel lemak, namun pada bagian-bagian tubuh tertentu, sel lemak tidak mudah untuk disingkirkan.

4. Orang yang kurang tidurOrang yang kurang tidur karena begadang dapat memperbesar risikonya untuk menjadi obesitas. Ini karena kurang tidur dapat mengganggu kadar hormon di tubuhnya sehingga sulit bagi mereka dalam mengontrol nafsu makan di waktu terjaga.

Thinkstockphoto

Studi juga menemukan, orang yang tidur kurang dari delapan jam setiap hari memiliki kenaikan jumlah sel lemak yang lebih banyak daripada pada mereka yang cukup tidur.

Direktur laboratorium tidur dan kronobiologi di University of Colorado mengatakan, ada sesuatu yang berubah pada otak di saat tubuh mengantuk, karena itu menggambarkan berapa banyak energi yang tubuh butuhkan. Untuk mencukupi energi tersebut, akhirnya tubuh beradaptasi dengan meningkatkan nafsu makan.