Rasa pisang selalu menjadi favorit bagi banyak orang, susu, yougurt, cake, dan berbagai makanan banyak menggunakan perasa ini. Penggunaan perasa buatan kerap dikritik, pasalnya terkadang rasa buatan tak sesuai dengan rasa asli. Bagaimana bisa perasa pisang tak seperti rasa pisang asli? Sebuah pertanyaan sulit dan terus menjadi misteri. Sebuah kisah menceritakan bahwa rasa pisang adalah rasa yang sangat otentik. Kemudian perasa pisang pun dikembangkan dari ‘tetua pisang’ dan disebut Gros Michel.Ketika Anda mencari tahu kisah di balik buah berwarna kuning ini mungkin akan menemukan Gros Michel. “Rasa pisang dapat serupa dengan sebagian besar rasa karena ada senyawa bernama asetat isoamil,” ujar ahli kimia organik sintetik, Derek Lowe. Asetat isoamil dapat ditemukan dalam pisang, merupakan senyawa sederhana yang memproduksi rasa dan harum khas. Apa sebenarnya the Gros Michel? Rob Guzman, orang asli Hawai yang mengembangbiakan 35 jenis pisang termasuk Gros Michel. Ia mengatakan bahwa Gros Michel adalah satu dari tiga pisang terfavorit dengan rasa yang sangat khas.Terjadi perdebatan apakah rasa buatan pisang berasal dari Gros Michel atau tidak. Karena dari hasil analisis biokimia, Gros Michel tidak pula serupa dengan perasa pisang.Tahun 1960an, Gros Michel sempat dibandingkan dengan Valery—kultivar dari sub kelompok Cavendish—, rasanya menarik dan mirip buah Valery.Untuk kasus perdebatan Gros Michel, tidak dapat terburu-buru mengatakan perasa pisang sebagai sesuatu ‘palsu’. Tak hanya kontrovesi tentang rasa pisang, perasa lain pun mengalami perdebatan serupa.
Maka kita tidak bisa terlalu cepat menyebutkan perasa buatan tidak serupa dengan rasa asli. Sebaliknya, kita harus mencari cara untuk dapat merasakan rasa seasli mungkin dengan cara kreatif.