Beasiswa atau <i>Gadget</i>, Hadiah untuk Pelajar yang Rajin Kumpulkan Sampah

By , Selasa, 2 September 2014 | 18:31 WIB

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil semakin gencar untuk menggalakkan gerakan pungut sampah (GPS) di Kota Bandung setelah program tersebut diluncurkan beberapa waktu lalu.

Salah satu upaya yang dilakukan Ridwan Kamil untuk menyukseskan program terebut adalah dengan memberikan hadiah kepada siswa-siswi sekolah yang rajin memungut sampah.

Emil menjelaskan, setiap siswa nantinya akan diberikan buku saku oleh sekolah secara kolektif. Setiap hari Senin, Rabu dan Jumat, keaktifan siswa dalam gerakan pungut sampah akan dinilai di dalam buku tersebut.

"Nanti yang banyak [mengumpulkan sampah] akan masuk kelompok yang akan dapat doorprize. Doorprize-nya disesuikan, bisa beasiswa, bisa gadget," kata Ridwan Kamil di Bandung, Selasa (2/9).

Emil berharap, dengan rangsangan melalui reward tersebut bisa membudayakan gerakan pungut sampah sejak usia dini. Bahkan, ada rencana, GPS ini bakal masuk ke kurikulum sekolah. "Semoga ini jadi budaya baru di Bandung. Minimal, generasi baru sudah mulai sungkan untuk buang sampah sembarangan," tuturnya.

"Pokoknya gimana saja caranya Bandung bersih jadi kultur. Kalau harus jadi kurikulum atau ada doorprize apapun akan dilakukan," sambungnya.

Selain itu, Emil meminta gerakan pungut sampah di tingkat pelajar itu dibuat berkelompok. "Kita menyusun agar lebih terstruktur. Jadi tidak hanya abring-abringan saja. Kalau kelompok satu pegang plastik, yang lain ngambil sampah," ungkapnya.

Ditemui terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Elih Sudiapermana, mengatakan, GPS rencananya akan masuk ke kurikulum muatan lokal Pendidikan Lingkungan Hidup yang sudah banyak diterapkan di sekolah-sekolah di Bandung.

"Ini akan dijadikan program unggulan karakter siswa, karena ada laporan regulernya," ujar Elih.

Nantinya, lanjut Elih, kepala sekolah bertanggungjawab untuk mengawasi keaktifan siswa dalam GPS baik secara individual atau kelompok. Hasil pantauan itu ditulis dalam buku saku siswa.

"Kita serahkan untuk meregulasi teknisnya seperti apa. Tapi yang penting, kebiasaan siswa memungut sampahnya," pungkasnya.