Kehidupan manusia tidak lepas dari kebutuhan energi dan kebutuhannya semakin meningkat setiap tahun seiring pertumbuhan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk.
Dengan makin mahal sumber energi dari bahan bakar fosil, keberadaan energi alternatif yang ramah lingkungan menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat.
Hal tersebut memicu gagasan bagi lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk membuat inovasi panel surya untuk memproduksi energi berupa listrik yang ramah lingkungan. Mahasiswa tersebut ialah Rizky Nafiar Rafiandi, Muhammad Adhijaya, Muhammad Fadli Azis, Evandro Aditia Sinuraya, dan Nor Ain Firdaus.
Bersama timnya, Rizky membuat panel surya yang dinamai Smart Solar Panel System (SPS), yang mampu menyerap intensitas cahaya matahari dengan lebih optimal karena menggunakan lensa fresnel yang dipadukan dengan solar tracker. Solar tracker sendiri merupakan alat pengatur otomatis posisi panel surya, agar mampu mengikuti arah datangnya sinar matahari.
“Penggunaan solar tracker ini memang sudah umum digunakan. Tapi inovasinya terletak pada solar tracker-nya yang mampu menyerap lebih banyak cahaya matahari. Solar tracker pada (SPS) ini memiliki inovasi real-time clock. Dengan metode real-time clock, solar tracker pada SPS akan bergerak sembilan derajat setiap 30 menit,” terang Rizky.
Selain inovasi pada solar tracker-nya, Solar Panel System (SPS) karya mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS ini juga menggunakan lensa fresnel pada sel suryanya. Lensafresnel ini dipilih karena memiliki kemampuan daya serap cahaya matahari yang tinggi.
“Untuk lensa fresnel ini kami pilih karena bersifat tipis dan ringan,” ujar Rizky yang mengaku memperoleh dana Rp9 juta dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk membuat karya yang diikutkan pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27 di Universitas Diponegoro, Semarang.
Dalam pembuatannya SPS, tim memperhitungkan titik fokus lensa fresnel untuk meletakkan lensa itu pada sel surya.“Ini dilakukan agar dapat meningkatkan intensitas cahaya matahari yang masuk,” tambahnya.
Rizky berharap solar panel mereka bisa digunakan masyarakat luas sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
“Penggunaan panel surya hingga kini masih sedikit, itu karena mahal dan tingkat efisiensinya rendah. Melalui alat ini, efisiensi panel surya bisa semakin meningkat sehingga diharapkan masyarakat banyak yang mau menggunakannya,” pungkasnya.