Empat pemimpin suku asli Peru tewas terbunuh saat menghadiri pertemuan untuk membahas cara menghentikan penebangan liar. Anggota komunitas Ashaninka itu sedang dalam perjalanan ke Brasil ketika mereka dibunuh.
Aktivis lain mengatakan, keempat pria tersebut sudah sering menerima ancaman dari penebang liar, yang dicurigai berada di balik pembunuhan itu.
Suku asli sudah lama merasakan meningkatnya ancaman deforestasi dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, Laporan Bank Dunia 2012 memperkirakan bahwa 80 persen ekspor kayu Peru berasal dari penebangan liar.
Salah satu korban yaitu aktivis antipenebangan liar yang cukup vokal, Edwin Chota. Chota aktif berkampanye menentang penebangan liar selama enam tahun dan sudah menulis ratusan surat kepada para pejabat mengenai hal ini.
Chota dan ketiga rekannya ditemukan tewas di dekat Saweto yang terletak di perbatasan dengan Brasil, kata polisi Peru.
Mereka diduga sudah meninggal sejak sepekan yang lalu.
Professor David Salisbury dari Universitas Richmond sudah mengenal Chota sejak beberapa tahun yang lalu dan mengatakan ia menjadi sasaran karena ia "mengancam untuk menghancurkan status quo."
"Para penebang liar secara terbuka mengatakan mereka ingin Edwin tewas," kata Salisbury kepada Associated Press.