Kepala Angkatan Laut Rusia mengatakan bahwa negaranya telah berhasil melakukan tes pada rudal nuklir. Setelah keberhasilan tersebut, pada Oktober dan November akan dilakukan uji coba lanjutan.Sebelumnya rudal nuklir sepanjang 12 meter ini telah beberapa kali melakukan uji coba dan beberapa kali bahkan sempat gagal. Panglima Laksamana Angkatan Laut Rusia, Viktor Chirkov mengatakan, “Peluncuran [rudal nuklir] dilakukan di Laut Putih dengan target Rusia bagian timur.”Pada Oktober dan November 2014 ini, dua kapal penjelajah roket dilengkapi rudal basili milik Angkatan Laut akan kembali melakukan dua peluncuran. Misil Bulava dengan berat 36,8 ton mampu menjelajah hingga 8.000 kilometer dan mengangkut 10 hulu ledak nuklir. Pemerintah Rusia menjelaskan bahwa militer telah dilatih untuk mengoperasikan misil dan menghadapi konflik yang terjadi di Ukraina bagian timur. “Berdasarkan data terkini, saya mendapatkan 70 persen tentara Rusia telah pergi dari bagian timur Ukraina,” papar Presiden Ukraina, Petro Poroshenko. Rusia pun membantah telah mendukung gerakan pro-Rusia.Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan bahwa krisis dengan Ukraina pada dasarnya terjadi karena provokasi dari barat dan kini masalah ini telah ditangani oleh NATO.Organization for Security and Cooperation in Europe (OSCE) akan mengerahkan drone untuk memantau gencatan senjata di Ukraina. Menurut Didier Burkhalter, Presiden Swiss sekaligus kepala OSCE, diskusi tengah dibangun untuk membangun keamanan dan drone akan diluncurkan untuk mengamati kondisi.Ia menambahkan gencatan senjata di Ukraina membutuhkan dialog politik terlebih dahulu, sebelum sanksi dijatuhkan kepada Rusia. Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu menyalahkan Ukraina atas peristiwa jatuhnya Malaysia Airlines MH17. Peristiwa tersebut tidak akan terjadi jika adanya gencatan senjata.