Kebangkitan Kembali Sang Dinosaurus Air

By , Senin, 15 September 2014 | 16:22 WIB
()

Spinosaurus mungkin dinosaurus predator pertama yang mengarungi sungai-sungai Afrika Utara, seperti buaya mengintai mangsa, pada 97 juta tahun lampau. Hidup di air, ia mungkin memangsa ikan hiu, buaya, apa saja yang mengapung...

Inilah dinosaurus karnivor yang diketahui makhluk paling besar—bahkan lebih besar daripada Tyrannosaurus rex. Panjang tubuhnya 15,2 meter. Paleontolog University of Chicago Nizar Ibrahim, yang juga seorang National Geographic Society Emerging Explorer, memimpin penelitian fosil dinosaurus ini.

Lebih dari seabad lalu, paleontolog Jerman Ernst Freiherr Stromer von Reichenbach, menemukan pertama kali bukti keberadaan Spinosaurus di Gurun Sahara Mesir. Sayang, segenap fosil yang ditemukan Stromer itu sudah menjadi "korban perang", yang turut hancur dalam sebuah serangan Sekutu ke Munich, April 1944.

Nizar Ibrahim melacak arsip-arsip catatan milik Stromer, berikut sketsa dan foto, di puri keluarga Stromer di Bavaria, Jerman.

Kemudian, fosil terbaru Spinosaurus aegyptiacus ditemukan di Gurun Sahara Maroko, di sebuah area tebing pasir yang dikenal sebagai Kem Kem Beds. Dulunya area ini merupakan kesatuan sungai besar yang terbentang dari wilayah bagian Maroko sekarang sampai ke Mesir. 

Nizar Ibrahim di dataran Maroko di mana fosil ditemukan. (FOTO: Robert Loveridge)

Lengkap dengan tengkorak, cakar, dan tulang punggung yang berbentuk layar, fosil juga mengungkapkan moncong menyerupai reptil (Ordo Crocodilia), kaki yang seperti dayung, dan tulang padat yang membantunya untuk mengapung. Ini semua mengarah pada kehidupan akuatik predator raksasa ini.

"Spinosaurus bukanlah binatang darat, melainkan lebih beradaptasi hidup di air," pungkas Ibrahim.

Pada era si dinosaurus semi-akuatik tersebut, sungai masif dan rawa-rawa luas membentang di seluruh Afrika Utara. Dan sungai besar saat itu dihuni oleh beragam makhluk — tak terkecuali dinosaurus.

Studi dari fosil Spinosaurus aegyptiacus mengungkapkan betapa situasinya amat ideal bagi Spinosaurus untuk menangkap ikan dan menikmati "aneka ragam santapan prasmanan" yang terhidang di hadapan.

Penelitian fosil jenis lain Spinosaurus sebelumnya (dipublikasikan tahun 2010), menghasilkan temuan kimia yang menunjuk pada pola makan ikan tersebut.

"Namun, pada akhirnya kita pun harus melihat cerita seutuhnya dari tulang-belulang," ujar Ibrahim.

Kini, para peneliti berhasil melakukannya. Kerangka dari ujung kepala hingga ke ekor direplika —sebuah rekonstruksi digital tulang-tulangnya— hingga menghasilkan kreasi model dengan ukuran asli, tiga dimensi, dan anatomi persis, yang mampu menceritakan tentang riwayat sang dinosaurus yang beradaptasi hidup di air.

Model rangka ini dipamerkan di National Geographic Museum dalam eksibisi bertajuk “Spinosaurus: Lost Giant of the Cretaceous” mulai 12 September 2014. Pameran akan terus berlangsung sampai 12 April 2015.

Simak video selang-waktu berikut untuk melihat bagaimana instalasi kerangka Spinosaurus di National Geographic Museum di Washington, D.C.