AS Gempur ISIS di Dekat Baghdad

By , Selasa, 16 September 2014 | 10:42 WIB

Saat sejumlah pemimpin dunia, Senin (15/9), berupaya menemukan strategi melawan ISIS, beberapa hari setelah aksi pemenggalan warga Inggris oleh kaum militan itu, militer AS menyasar posisi ISIS di dekat Baghdad.

Serangan udara di barat daya Baghdad itu tampaknya menjadi serangan udara AS yang paling dekat dengan ibukota Irak tersebut sejak AS memulai melancarkan gempuran terhadap ISIS Agustus lalu, kata seorang pejabat senior militer AS kepada CNN.

Sebuah pernyataan dari Komando Sentral AS menggambarkan operasi militer tersebut merupakan yang pertama yang dilakukan sejak Presiden AS Barack Obama menyampaikan rencana ekspansi serangan pekan lalu.

Pernyataan militer AS mengatakan bahwa serangan udara di dekat Baghdad itu merupakan bagian dari "upaya yang diperluas untuk menyerang target-target ISIS, yang bertujuan lebih dari sekedar untuk melindungi rakyat kami dan misi kemanusiaan."

AS juga melancarkan serangan udara di dekat Gunung Sinjar pada hari Minggu. AS mengatakan, serangan itu untuk mendukung pasukan di sana dan menambahkan bahwa enam kendaraan ISIS dihancurkan dekat Sinjar. Semua pesawat AS dilaporkan telah meninggalkan lokasi serangan dengan aman.

AS telah melakukan lebih dari 162 serangan udara di seluruh Irak sejak Agustus. Para pejabat militer mengatakan serangan yang paling baru ini merefleksikan keputusan Presiden Obama untuk menyerang posisi ISIS di mana pun mereka berada.

Sementara itu, lebih dari dua puluh negara, yang terdiri dari anggota Liga Arab, Uni Eropa dan PBB bertemu di ibukota Perancis, Paris, Senin kemarin. Mereka menyebut ISIS sebagai ancaman bagi masyarakat internasional dan sepakat untuk "memastikan bahwa para pelaku harus diseret ke pengadilan."

Dalam sebuah pernyataan pada kesimpulan konferensi itu, pemerintah Perancis mengatakan para peserta sepakat untuk membuat ISIS "entah dengan cara apapun yang diperlukan, termasuk bantuan militer yang tepat, asal sesuai dengan kebutuhan yang diungkapkan oleh pemerintah Irak, dan sejalan dengan hukum internasional serta tanpa membahayakan keamanan warga sipil."

Presiden Perancis, François Hollande, yang menjadi tuan rumah konferensi itu bersama sejawatnya dari Irak, Fuad Masum, mengatakan sangat penting bagi dunia internasional untuk melawan ISIS segera.

Sementara itu, pemimpin wilayah Kurdistan Irak meminta agar serangan udara AS semakin intensif. Ia mengatakan, dirinya akan menyambut baik tentara asing dan mendesak Iran dan Amerika Serikat mengesampingkan perbedaan-perbedaan mereka demi melawan ISIS.