Rumah besar Galaksi Bimasakti, yaitu Supergugus Galaksi Laniakea, berhasil didefinisikan awal September lalu. Temuan itu membuat posisi atau alamat Bumi di jagat raya semakin jelas. Meski demikian, supergugus galaksi yang diperkirakan memiliki 100.000 galaksi dan terbentang sejauh 520 juta tahun cahaya itu tetaplah secuil bagian dari alam semesta.Struktur Laniakea berhasil didefinisikan peneliti Institut Astronomi, Universitas Hawaii, Amerika Serikat, R Brent Tully dan rekan, setelah mengamati gerak lebih dari 8.000 galaksi. Hasilnya, Bimasakti hanya satu titik di pinggiran Laniakea yang berkumpul bersama grup dan gugus galaksi lain serta bergerak bersama menuju ”Great Attractor”, sang penarik besar, yaitu kawasan dengan tarikan gravitasi masif di arah Gugus Galaksi Centaurus.”Struktur Laniakea yang didefinisikan berdasarkan kecepatan gerak galaksi, bukan hanya distribusi atau jaraknya, adalah metode baru pendefinisian struktur skala besar alam semesta,” kata Tully, Rabu (3/9).Alamat kosmikMeski batas Laniakea belum jelas sepenuhnya, mantan peneliti pada Institut Astronomi Max-Planck Heidelberg, Jerman, Dading Nugroho, Selasa (16/9), mengatakan, keberhasilan pemodelan Laniakea membuat manusia makin mengenali ”rumahnya” di semesta.Seandainya manusia bisa melakukan perjalanan antargalaksi atau bisa berkomunikasi dengan kehidupan cerdas di luar Bimasakti, manusia dapat menyebut alamatnya lebih rinci, yaitu Bumi, Tata Surya, Bimasakti, Grup Galaksi Lokal, Gugus Galaksi Virgo, dan terakhir Supergugus Galaksi Laniakea.Sama seperti alamat rumah kita, setiap keterangan tempat berikutnya tentu memiliki batas wilayah, populasi, dan tetangga di sekitarnya. Marilah kita tengok wilayah dan tetangga kosmik kita satu per satu.Sebagai anggota Tata Surya, Bumi memiliki tujuh planet tetangga, beberapa planet katai, ratusan satelit planet, ratusan ribu asteroid, dan ribuan komet. Anggota Tata Surya yang belum diketahui jauh lebih banyak lagi. Batas akhir pengaruh Matahari yang menandai tepi Tata Surya berjarak 1,87 tahun cahaya dari sang bintang induk.Satu tahun cahaya adalah waktu yang dibutuhkan cahaya untuk bergerak dengan kecepatan 300.000 kilometer per detik. Itu berarti satu tahun cahaya setara dengan 9,5 triliun kilometer.Bintang terdekat Matahari adalah Proxima Centauri, bintang katai merah yang berjarak 4,24 tahun cahaya dari Matahari. Proxima Centauri adalah bagian dari sistem bintang triple yang kita kenal sebagai sistem bintang Alfa Centauri.Matahari dan Alfa Centauri adalah bagian Galaksi Bimasakti yang beranggotakan 400 miliar bintang berbagai ukuran dan terbentang sejauh 120.000 tahun cahaya. Matahari ada pada salah satu lengan Bimasakti dan berjarak 27.000 tahun cahaya dari inti Bimasakti, yaitu Lubang Hitam Sagitarius A.Bimasakti anggota Grup Galaksi Lokal yang terbentang 10 juta tahun cahaya. Selain Bimasakti, grup ini juga punya dua galaksi utama lain, yaitu Andromeda dan Triangulum. Grup juga berisikan puluhan satelit galaksi dan puluhan galaksi katai.Bagian lebih besar dari Grup Galaksi Lokal adalah Gugus Galaksi Virgo yang beranggotakan 1.200-2.000 galaksi. Ia terbentang sejauh 15 juta tahun cahaya. Nama Virgo diberikan karena gugus ini jika dilihat dari Bumi berada di arah rasi Virgo.Selanjutnya, Gugus Galaksi Virgo adalah bagian Supergugus Galaksi Laniakea. Sebelumnya, ia anggota Supergugus Galaksi Virgo beranggota 47.000 galaksi berdiameter 110 tahun cahaya.Keberhasilan penentuan struktur Laniakea membuat Supergugus Galaksi Virgo hanya jadi bagian Laniakea. Demikian pula Supergugus Galaksi Norma-Hydra, Centaurus, dan Pavo-Indus yang kini semuanya jadi bagian Laniakea.”Pemahaman manusia tentang supergugus galaksi terus berkembang,” ujar Dading.Berdasarkan definisi baru supergugus galaksi, tetangga Laniakea antara lain Supergugus Galaksi Shapley, Coma, dan Perseus-Pisces. Berbagai supergugus galaksi itulah struktur terbesar di alam semesta yang diketahui. Potensi untuk menemukan struktur yang lebih besar disadari Tully sangat besar, khususnya jika faktor lain yang memengaruhi gerak galaksi diperhitungkan.Dading menambahkan, secara teoretis, manusia seharusnya bisa melihat bagian lain semesta yang terbentang hingga 14,7 miliar tahun cahaya. Untuk itu, meski Laniakea adalah struktur terbesar yang diketahui di semesta, ia tetap hanya bagian kecil dari alam semesta.