Mikroba Kecil Bermakna Besar bagi Pertanian

By , Selasa, 23 September 2014 | 18:22 WIB

Seorang ahli mikrobiologi, Friesen, sedang dalam masa perburuan mikroba yang hidup secara tidak biasa. Sebut saja mikroba itu tanah panas—hot soils. Mikroba ini disinyalir mempunyai keahlian khusus yaitu membantu petani agar tanamannya tumbuh lebih banyak.Sudah lebih dari satu dekade, ilmuwan asal Jerman itu meneliti bakteri yang dikenal juga dengan sebutan Streptomyces thermoautotrophicus. Bakteri ini memiliki kelebihan khusus, mengkonversikan nitrogen dari udara menjadi oksigen bagi tumbuhan. Biasanya enzim dari bakteri justru menjadi racun karena memompa nitrogen. Maka layaklah proses ini diberi julukan fixing nitrogen—memperbaiki kandungan nitrogen.

Mikroba fixing nitrogen yang mampu mengubah nitrogen. (Visuals Unlimited/Corbis)

Bakteri Streptomyces thermoautotrophicus adalah alternatif bagi dunia pertanian dunia. Dari jutaan mikroorganisme yang berada di bawah tanah masih begitu banyak belum dimanfaatkan untuk peningkatan pertanian.Nyatanya mikroorganisme dalam tanah telah memberikan kesuburan dan membantu tanaman tumbuh dengan baik. Saat ini, beberapa peneliti dari universitas jurusan pertanian tengah mencari cara baru pemanfaatan bakteri tanah. Harapannya para insiyur genetika tanaman dapat mengembangbiakkan tanaman yang tumbuh karena mikroba menguntungkan di dalam tanah.“Jika kita mampu memanfaatkan mikroba dalam tanah, maka kandungan nitrogen di atmosfer dapat dikendalikan,” paparnya. Ia juga menambahkan hal ini akan memicu revolusi hijau [lihat artikel Babak Baru Revolusi Hijau  di sini]. Berburu mikroba yang hilangAwal tahun ini, Friesen dan Jeff Norman, saat salju mencair mereka menemukan sebuah lubang. Ternyata lubang itu menyimpan mikroba yang hilang, sebuah mikroba kuno. Selama ini kacang-kacangan hidup pada habitat yang hubungan dengan nitrogennya minim—sehingga dapat tumbuh dengan subur. Proses sekresi pada akar tanaman oleh bakrei memberikan oksigen dan mengurangi kadar nitrogen. Sayangnya kebanyakan tanaman—termasuk jagung, gandum, dan padi—tidak mempunyai kemampuan merekrut bakteri pembantu di luar akar mereka.Maka S. thermoautotrophicus sungguh spesial. Tidak seperti bakteri lainnya, bakteri spesial ini mampu melakukan proses pengadaan oksigen. Mereka memastikan bahwa penggunaan mikroba ini dapat meningkatkan produksi jagung, padi, gandum, serta seluruh tanaman konsumsi.Haber Bosch—proses menarik nitrogen dari udara untuk membantu fertilisasi buatan—marak digunakan petani sekarang. Padahal penggunaannya proses ini terbilang mahal dan kurang efisien. Oleh karena itu, Friesen mengembangkan sebuah proyek guna mengatasi masalah tersebut. “Tentu kami akan mengembangkan mikroba dengan berbagai cara. Inilah langkah terakhir bagi bidang pertanian,” papar Wyne Parrot. Menurut Friesen masih terlalu dini mengumumkan penemuan ini. Dilema pertanianBerbagai pihak menyarankan kepada pelaku bidang pertanian untuk mengurangi penggunaan bahan kimia—pestisida, hibrisida, atau insektisida—karena merusak lingkungan. Sayangnya mereka tidak dapat begitu saja mengubah pola yang sudah sejak lama diterapkan, Petani contohnya, mereka harus memikirkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk mengubah teknik bertani.