Kompas Travel Fair (KFT) 2014 tak hanya sajikan pameran wisata semata. Serangkaian acara menarik pun siap digelar mulai 26 hingga 28 September di Jakarta Convention Center.Jumat (26/9), selain acara pembukaan KFT 2014 yang dihadiri berbagai undangan [link berita di sini], pameran dilengkapi juga dengan talkshow dan peluncuran buku.National Geographic Traveler Indonesia menyajikan sebuah talkshow. Mengangkat tema bedah edisi National Geographic Traveler Perjalanan Impian, talkshow berjalan hangat. Didi Kasim, Editor in Chef National Geographic Indonesia menjadi salah satu pembicara. Didampingi oleh dua traveler terpilih yang kisahnya diabadikan dalam majalah National Geographic Traveler. Mereka adalah para blogger terpilih yang kisah perjalanannya sungguh luar biasa, yakni Dina dan Sutiknyo.
[Artikel National Geographic Traveler Indonesia menurunkan edisi khusus tentang karya para blogger, di sini]Dina, tenar dengan situsnya www.duaransel.com telah melakukan perjalanan lebih dari 40 negara bahkan sudah mengunjungi negara yang mungkin jarang kita bayangkan keberadaannya. Pernahkah Anda berpikir mengunjungi Greennland atau Nikaragua? Mungkin belum, namun Dina dan pasangan hidupnya telah menjejakkan kaki di negeri nan jauh itu. “Orang pikir Greenland itu berwarna hijau, padahal tempatnya berwarna kuning,” papar Dina sambil menunjukkan dokumentasi fotonya saat Talkshow di Kompas Travel Fair 2014.
Sebagai tambahan, sudah lima tahun ini Dina dan sang suami tinggal secara nomaden—tinggal berpindah-pindah—. Saat ditanya hari ini—Jumat (26/9)—akan tidur di mana, dengan ringannya ia menjawab akan tidur di pesawat untuk melanjutkan perjalanan.Sama namun tak serupa dengan kisah Dina, Sutiknyo pun seorang pelancong hebat. Ia mengendarai sepeda motor mengelilingi Nusantara. Melalui website www.lostpacker.com pria ini mencoba membagikan pengalaman perjalanannya pada banyak orang.Sutiknyo mengisahkan nama Lost Packer diberikan dari seorang teman yang melihat perjalanannya sering kali ‘nyasar’. Ia berkisah pada suatu perjalanannya, motor yang dinaiki menghabiskan bensin dengan harga luar biasa tinggi. Bayangkan, satu liter bensin dihargai 60 ribu rupiah. “Karena waktu itu saya naik motor matik, jadi agak boros,” paparnya.Tak mau ketinggalan berbagi kisah, Editor in Chef National Geographic Indonesia, Didi Kasim pun turut berkisah. Pria yang sangat gemar bersepeda ini pernah mengayuh sadel dari Malaysia hingga Singapura. Pengalaman bersepeda ini mungkin jadi kenangan tak terlupakan baginya. Tampaknya Didi memang mempersiapkan diri untuk ‘nyasar’ ketika itu, ia tidak berbekal peta dan mulai mengayuh sadel. Saat melintasi Malaysia, ia sempat diberi sedekah—mungkin dikira orang tidak mampu, mengingat kondisi fisik yang beberapa hari sudah bersepeda—padahal niatnya hanyalah beristirahat sejenak. “Waktu itu saya bawa bendera Indonesia, duduk dan terus diberi uang. Padahal cuma mau istirahat,” Didi berkisah.
Tak hanya itu saja, ia juga pernah tersesat memasuki hutan. Tahukah Anda? Ternyata daerah yang pria ini lintasi sudah memasuki wilayah militer. Akhirnya ia pun terpaksa menjelaskan bahwa dirinya memang sedang tersesat.Melalui talkshow oleh National Geographic Traveler sungguh banyak hal yang dapat dipelajari. Salah satunya, jika Anda benar-benar berniat untuk berwisata, cobalah untuk ‘nyasar’. Ketika Anda tersesat saat berwisata, justru disitulah banyak pengalaman berharga akan ditemui. Tak perlulah membawa banyak bawaan dan nikmati perjalanan penuh sensasi tak terlupa! “Tapi kalau rencanakan get lost buat yang bekerja, siapkan waktu cuti lama. Karena akan memakan waktu lama dan jangan banyak persiapan. Kalau kebanyakan persiapan, tidak akan jadi get lost,” Dina berbagi tips perjalanan.Selain talkshow menarik dan penuh cerita ini, Kompas Travel Fair 2014 hari pertama pun menggelar peluncuran buku dan diskusi. Mengangkat tema: Papua Barat Bukan Hanya Raja Ampat. Hari itu ada dua jilid buku yang diluncurkan, yakni Papua Barat: Tanah Para Raja di Kepala Burung Papua dan Papua Barat: Samudera Pasifik dan Laut Seram di Kepala Burung Papua. Peluncuran buku juga dibarengi bincang-bincang tentang Papua Barat bukan hanya Raja Ampat. Banyak hal dapat Anda dapati di Kompas Travel Fair 2014, mari kunjungi dan nikmati seluruh sajian juga pamerannya!