Dunia dikejutkan dengan letusan mendadak Gunung Ontake di Jepang, akhir pekan lalu (26/9). Diperkirakan sebanyak 30 pendaki tewas karena erupsi yang mengeluarkan asap dan abu beracun.
Jepang memang sudah didera gempa bumi dan letusan gunung api karena memang letaknya berada di atas tiga lempengan kerak bumi. Sebenarnya, Japan Meteorological Agency telah menerima tanda bahaya lain dari enam gunung api selain Ontake.
Gunung Ontake menjadi salah satu tujuan hiking favorit di Jepang—selain Gunung Fuji tentunya.
Pergerakan magma memang dapat dijadikan peringatan bahwa akan terjadi letusan gunung api. Sayangnya seperti kasus di Islandia, tanda itu sama sekali tidak terjadi. Hal ini juga terjadi pada Gunung Ontake. Sehingga tidak ada peringatan awal sama sekali.
Masuk dalam kategori gunung api strato, gunung kedua tertinggi kedua di Jepang ini memuntahkan abu dan asap tanpa ada yang menduga sama sekali.
Ontake menjadi gunung yang indah namun juga mematikan. Dari ketinggian 3.067 meter, gunung api ini memuntahkan abu dan menyelimuti wilayah sekitarnya hingga radius tiga kilometer.
Tahun 1979, Ontake pernah erupsi dan mengeluarkan 200.000 ton abu dan material gunung api. Bahkan pada 1984 lalu, Gunung Ontake pernah longsor karena gempa bumi dan menewaskan 15 orang.
Gunung api strato menjadi salah satu tipe gunung api yang mematikan. Aliran piroklastik—letusan gunung api yang bergerak cepat dan terdiri dari gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan—mungkin jadi salah satu alasannya.
Peristiwa inilah yang terjadi Sabtu lalu di Gunung Ontake. Karbon dioksida dan hidrogen sulfida yang keluar dari dalam gunung mampu menewaskan orang yang menghirupnya.