Google, Target Utama Pembobolan

By , Selasa, 30 September 2014 | 09:59 WIB

Google menjadi perusahaan yang menjadi sasaran utama phishing (pembobolan).

Laporan ini menyatakan bahwa Google berada di posisi teratas di antara berbagai perusahaan yang paling sering diserang aktivitas phishing (sebesar 12,6 persen). Tempat kedua diduduki Facebook (sebesar sepuluh persen), sedangkan Yahoo! berada di urutan ketiga (sebanyak 6,4 persen). Jumlah serangan terhadap Yahoo! ini membuatnya menggeser posisi Windows Live sebagai salah satu dari tiga perusahaan yang paling sering diserang oleh phisher, di samping Google dan Facebook.

Analisis ini juga mengungkap bahwa di bulan Agustus, terdapat peningkatan aktivitas phishing sebesar hampir 1,5 kali dengan jumlah serangan sebanyak 32 juta.

Sementara tiga teratas malware di bulan Agustus adalah trojan di posisi pertama, redirector dan penipuan di di posisi kedua, dan Upatre Trojan-Downloader di posisi ketiga. Redirector akan mengarahkan pengguna ke situs yang terinfeksi, di mana para pengguna biasanya diundang untuk mengunduh Binbot.

Adapun penipuan merupakan aktivitas pengiriman formulir pendaftaran untuk layanan perbankan online yang hasilnya (jika korban termakan tipuan ini) akan dikirim ke para phisher dalam bentuk informasi keuangan. Sementara itu, Upatre Trojan-Downloader merupakan malware yang biasanya akan mengunduh Trojan-Banker yang dirancang untuk menyerang lembaga keuangan.

Tatyana Shcherbakova (Antispam Analis di Kaspersky Lab) menyatakan bahwa pada bulan Agustus, pihaknya mencatat peningkatan jumlah serangan phishing sebanyak 62 persen. Hal ini menurutnya boleh jadi disebabkan oleh penurunan permintaan musiman untuk mengiklankan spam. Ia menyatakan bahwa untuk dapat terus menghasilkan uang, para kriminal di dunia maya telah beralih ke jenis lain dari spam, termasuk penipuan phishing.

Menurutnya, dengan pesan palsu dari layanan terkenal, jaringan sosial atau organisasi keuangan, phisher secara signifikan meningkatkan keberhasilan serangan spam mereka. “Agar terhindar menjadi korban, ingat aturan sederhana ini: memeriksa alamat pengirim dan sangat berhati-hati dengan pesan yang berisi lampiran. Lebih baik menghubungi perusahaannya langsung daripada membuka e-mail tersebut dan kehilangan data pribadi Anda,” ungkap Tatyana.