Tiga hari menjadi sopir bus untuk mengantar para anggota DPR RI terpilih menyisakan sebuah cerita tersendiri untuk Masngudi.
"Molor banget," katanya mengawali pembicaraan bersama Kompas.com, di parkiran Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (1/10) pagi.
Ia mengakui, keterlambatan biasa terjadi pada semua orang dan setiap acara. Namun, dia dan rekan-rekannya sesama sopir bus pariwisata kerap harus menunggu wakil rakyat terpilih itu dalam waktu yang cukup lama.
"Kami tadi calling-an (panggilan) jam 00.00, dan kami sudah sampai di sini, jam 02.00 dan jam 03.00, tapi sampai jam segini (05.15) belum muncul," katanya.
Padahal, jika sesuai jadwal, mereka sudah harus berangkat pukul 05.30 menuju Lubang Buaya untuk mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila. "Masih pada dandan kali ya," celetuknya.
Ia mengatakan, tak cuma hari ini saja mereka terlambat berangkat. Selasa (30/9/2014) kemarin, mereka pun ngaret sampai 1,5 jam saat selesai geladi bersih di Gedung DPR dan harus kembali ke Hotel Sultan.
Selain masalah keterlambatan, ada cerita lain yang diungkapkan Masngudi. Pria paruh baya ini terheran-heran melihat jumlah penumpang yang ikut dalam busnya.
"Kemarin itu waktu mengantar latihan ke DPR, yang ngisi (ikut dalam bus, red) cuma tujuh orang," ujar Masngudi. Padahal, bus pariwisata ini berkapasitas 40 orang sekaligus. "Waktu pulangnya malah cuma isi dua, itu juga panitia. Nggak tahu yang lainnya ke mana," ujar Masngudi.
Khusus di Hotel Sultan sendiri, ada 10 bus yang bertugas untuk mengantar jemput selama rangkaian acara pelantikan ini. Nyatanya, banyak juga yang memilih menggunakan kendaraan pribadinya dibanding dengan naik busketika akan menghadiri upacara di Lubang Buaya, pagi tadi.