Pada Agustus 2010, lebih dari 120 ilmuwan yang tersebar di lima benua mencari hewan yang seharusnya tidak ada lagi. Pada pencarian hewan amfibi yang hilang, peneliti berharap menemukan kembali spesies katak, kodok, dan salamander yang tak pernah terlihat dalam beberapa dekade. Kodok pelangi Borneo, misalnya, tidak pernah terlihat lagi selama hampir 90 tahun.
Pada penilaian global hewan amfibi 2008 yang merupakan kajian terbaru, menemukan banyak spesies terpukul oleh perubahan iklim, perusakan habitat, dan jamur chytrid rakus, yang menyerang kulit, menghambat kemampuan katak untuk bernapas, dan berakhir pada serangan jantung. Sekitar 159 spesies mungkin sudah punah.
Kampanye Pencarian Katak yang Hilang, yang digagas Robin Moore dan rekan-rekannya di Conservation International, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang penderitaan makhluk-makhluk ini. Tiga puluh tiga tim peneliti di seluruh dunia diberi waktu enam bulan untuk mencari "sepuluh" teratas spesies katak, kodok, dan salamander yang diinginkan.
Moore, yang kini tergabung dengan Amphibian Survival Alliance, memaparkan kejutan, keberhasilan, dan kekecewaan dari kampanye itu dalam buku barunya, "In Search of Lost Frogs" (Mencari Katak-katak yang Hilang). Empat tahun yang lalu, mengapa Anda ingin pergi mencari katak yang belum pernah terlihat, yang dalam beberapa kasus, selama hampir seratus tahun terakhir? Sekitar waktu itu ada sebuah fenomena menarik yang terjadi. Sejak akhir 1980- 90-an, banyak katak hilang atau dianggap telah punah. Tapi kemudian, beberapa mulai muncul kembali setelah beberapa dekade. Saya terpesona. Ke mana saja katak-katak ini selama itu? Mereka telah selamat di mana yang lain telah menghilang di sekitar mereka. Ini seperti memutar kembali pembunuhan massal dan menemukan saksi mata yang selamat. Apa yang bisa mereka beritahu pada kita tentang apa yang terjadi, dan bagaimana kita dapat mencegah hal ini terjadi lagi?
Jadi pertama-tama saya mengumpulkan poster "paling dicari." Amfibi-amfibi yang paling menonjol, seperti kodok emas kebanggaan Kosta Rika, katak lambung pengeram dari Australia, untuk mencoba dan melibatkan masyarakat umum.
Dan itu tumbuh menjadi 33 tim peneliti yang melibatkan lebih dari 120 ilmuwan-di 21 negara untuk benar-benar pergi mencari katak. Ini menjadi pencarian terkoordinasi global yang terbesar untuk spesies yang hilang.