Kasus virus mematikan ebola terjadi untuk pertama kalinya di Amerika Serikat. Virus itu dilaporkan menjangkiti seorang pasien yang tidak disebutkan identitasnya di Dallas, negara bagian Texas.
Kini, pasien itu tengah menjalani isolasi di Rumah Sakit Texas Health Presbyterian. Pasien tersebut diduga telah terjangkit virusebola di Liberia sebelum hijrah ke AS dua pekan yang lalu.
"Pasien yang melakukan perjalanan dari Liberia ini terdiagnosis ebola ketika tiba di AS," kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Thomas Frieden.
Menurut Frieden, pasien itu meninggalkan Liberia pada tanggal 19 September dan tiba di AS sehari kemudian untuk mengunjungi kerabatnya. Gejala ebola mulai terlihat pada 24 September. Dia dimasukkan ke dalam ruang isolasi empat hari kemudian.
Pejabat rumah sakit mengatakan kepada para wartawan bahwa mereka mempunyai sejumlah prosedur untuk menangani setiap penyakit tertentu.
Kasus di Kota Dallas merupakan kasus virus ebola pertama yang didiagnosa di AS. Sebelumnya, terdapat tiga relawan medis asal AS yang terlebih dulu diketahui mengidap ebola di Afrika sebelum akhirnya dibawa ke AS untuk menjalani pengobatan.Pengawasan
Informasi awal menunjukkan pasien yang tidak disebutkan namanya itu tidak terlibat dalam kegiatan merawat pasien-pasien ebola saat berada di Liberia.
Meski demikian, para petugas medis kini mengidentifikasi semua orang yang telah berhubungan dengan pasien tersebut. Mereka akan diawasi selama 21 hari untuk melihat apakah mereka menampakkan gejala-gejala virus ebola.
Menurut Frieden, anggota keluarga yang berhubungan langsung dengan pasien kemungkinan bisa terjangkit ebola dalam beberapa minggu mendatang.
"Intinya saya percaya kita bisa mengendalikan kasus ebola ini sehingga tidak menyebar luas di negara ini. Kita akan hentikan penyebaran virus itu di sini."
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sejauh ini sudah lebih dari 3.000 orang meninggal karena virus Ebola yang terjadi di sebagian besar kawasan Afrika Barat.