Banyak Pasien Kanker Payudara Terlambat Ditangani

By , Kamis, 2 Oktober 2014 | 17:20 WIB

Kanker payudara merupakan momok yang mengancam nyawa, khususnya bagi kaum hawa. Namun seringkali gejala awal kanker ini disepelekan sehingga pengobatan kanker payudara terlambat untuk dilakukan. Terbukti dari 40-70 persen pasien kanker payudara yang datang meminta pertolongan medis ketika penyakit sudah dalam stadium lanjut. Menurut dokter pakar kanker payudara dari RS Mitra Kemayoran Alfiah Amiruddin, hal itu terjadi karena dua faktor utama. "Pertama faktor biaya dan faktor ketakutan dari pasien terhadap terapi yang akan diberikan," ungkap Alfiah dalam sebuah diskusi bertajuk "Support Pinktober - Show that you care" di Jakarta, Rabu (1/10). Tak dapat dipungkiri, pembiayaan terapi kanker payudara tidaklah kecil. Pasalnya satu kali terapi saja membutuhkan biaya relatif besar serta terapi dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Namun kini, pemerintah sudah lebih memperhatikan hal ini. Terbukti dengan sudah berjalannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menutup pembiayaan terapi kanker payudara. "Ya, memang masih ada kekurangan, namun secara umum sudah banyak membantu," kata dia. Sementara itu, untuk faktor ketakutan, pasien sebetulnya sangat membutuhkan penjelasan yang komprehensif mengenai penyakit dan terapi kanker payudara itu sendiri. Menurut dia, inilah tugas tenaga kesehatan untuk menjelaskan, serta memberikan pilihan kepada pasien terapi apa yang akan dijalani. Menurut Dinda Nawangwulan, penyintas kanker payudara, ketakutan pasien untuk menjalankan terapi sebenarnya timbul karena belum mencoba, sementara terlalu banyak cerita-cerita pengalaman tidak menyenangkan setelah menjalani terapi. Bila pasien mengerti secara komperehensif mengenai terapi yang ia terima, kemungkinan ketakutan itu perlahan hilang. "Apalagi kalau sudah mencoba, akan tahu sendiri, oh mualnya seperti ini, oh rambut bisa rontok, tapi ternyata bisa tumbuh lagi," kata dia. Pentingnya dukungan orang terdekat saat mengetahui menyandang kanker, hampir semua orang akan merasa putus asa dan takut. Karenanya, dukungan penuh dari keluarga dan orang-orang terdekat adalah yang paling dibutuhkan selain terapi medis."Tentu saja dukungan kepada pasien akan sangat membantu penyembuhan," kata Alfi. Penelitian juga membuktikan, rasa gembira pasien karena dikelilingi orang-orang terkasih serta kegiatan positif akan mempercepat proses kesembuhan kanker payudara. Hal itu juga dapat menurunkan risiko kekambuhan dari penyakit.