Perlu Waktu Temukan Kehidupan di Luar Angkasa

By , Jumat, 3 Oktober 2014 | 11:38 WIB

Setidaknya 3.000 benda langit menjadi tetangga bumi di Galaksi Bima Sakti. Data yang dikumpulkan oleh teleskop luar angkasa NASA, Kepler, menemukan bahwa sekitar 40 juta tempat di tata surya serupa dengan bumi. “Dearah tersebut memungkinkan adanya kehidupan,” ujar Michael Garret, kepala badan astronomi Jerman, ASTRON dalam acara International Astonomical Congress di Toronto.Dengan luasnya galaksi Bima Sakti—berdiameter 100.000 juta tahun cahaya—sehingga kemungkinan adanya kehidupan lain selain manusia, bukanlah hal mustahil.Garret berpendapat, kemungkinan adanya peradaban lain di Bima Sakti terpisahkan jarak 1.000 tahun cahaya. Sehingga untuk mengetahui keberadaan kehidupan lain di luar bumi membutuhkan jarak perjalanan yang begitu panjang. Tentunya memerlukan waktu lama pula.“Kami belum dapat memastikan skala waktu suatu peradaban,” paparnya lebih lanjut.Rata-rata setiap peradaban di Tata Surya Bima Sakti berjarak paling tidak 1.000 tahun cahaya. Jarak yang cukup jauh untuk melakukan komunikasi bahkan untuk menemukan kehidupan lain di luar bumi saja sudah cukup sulit.Menurut astronom dalam sebuah kongres, setidaknya perlu waktu 20 tahun untuk mengetahui kehidupan lain di luar angkasa.Seth Shostak dari SETI Institute berkata,”Paling tidak setengah lusin dunia—selain bumi—berada di tata surya kita. Mungkin saja manusia dapat menemui kehidupan lain, setidaknya 20 tahun dari sekarang. Tergantung kondisi tentunya.”Manusia memang sudah mengindikasikan adanya kehidupan lain di luar bumi. Oleh karena itu berbagai proyek dibuat untuk membuktinya, Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) contohnya yang sudah berjalan sejak 60 tahun lalu.Hasil kerja SETI terus ditunggu oleh semua orang. “Tidak hanya ilmuwan tapi juga seluruh warga bumi tertarik dengan kehidupan lain di luar angkasa,” tambah Garret.