Perburuan terhadap satwa endemik di sejumlah kawasan konservasi di Sulawesi Tengah masih marak. Anoa dan babi rusa adalah dua satwa yang paling sering diburu.
Anoa (Bubalus quarlesi) biasa disebut kerbau kecil karena bobotnya yang lebih ringan daripada kerbau pada umumnya, yakni sekitar 300 kilogram, dengan tinggi 75 sentimeter.
Di Sulteng, anoa hidup dan berkembang, antara lain, di Suaka Margasatwa Pindjan (Tolitoli), Suaka Margasatwa Morowali (Morowali), Suaka Margasatwa Bakiriang (Banggai), dan Taman Buru Tomata (Morowali Utara).
Adapun babi rusa (Babyrousa babyrussa) menyerupai babi, tetapi memiliki taring pada moncongnya yang melengkung ke arah mata. Hewan endemik Indonesia itu memiliki panjang 85-105 sentimeter dengan bobot hingga 100 kilogram.
Di Sulteng, babi rusa, antara lain, hidup di Cagar Alam Pani Bingga dan Cagar Alam Tinombo (Parigi Moutong) serta Cagar Alam Patipati (Buol).
"Para petugas di lapangan sering menemukan jerat yang dipasang. Berapa persis anoa dan babi rusa yang terjerat, kami sulit memantaunya," kata Kepala Sub-bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulteng Tasliman, di Palu, Sulteng, Selasa (30/9).