Jika bukan karena perang saudara di Suriah, maka makam Sulaiman Shah mungkin akan tetap berdiri tegak. Namun minggu ini, makam yang telah berusia 700 tahun ini terpaksa hancur ketika terjadi pertempuran melawan ISIS.Selama berabad-abad, makam ini berdiri di tepi sungai Efrat. Tahun 1236 di tepi sungai itu, Sulaiman dianggap telah tenggelam saat berkampanye di tempat yang sekarang menjadi Suriah.Suleyman adalah kakek dari Osman I—pendiri Kekaisaran Ottoman—yang makam serta kuilnya menjadi situs berharga untuk warga Turki.Dituliskan dalam Perjanjian Ankara tahun 1921, bahwa batas-batas Suriah ditandai dengan makam para mantan pemimpin Ottoman. Makam tersebut termasuk dalam daerah eksklave Turki walaupun keberadaannya di Suriah. Sehingga makam tersebut dikibarkan bendera dan dijaga tentara kehormatan Turki.Sebenarnya makam ini sudah mengalami pergeseran 50 mil dari hulu sungai sejak 1973. Pasalnya, banjir kerap menggenangi daerah tersebut. Sehingga langkah penggeseran pun dilakukan. Dilihat dari berbagai sisi hukum, spiritual, maupun emosional bahwa makam Sulaiman merupakan harta berharga bagi Turki.Dalam berbagai pertempuran dengan ISIS akhir-akhir ini, organisasi ini bersifat ekstremis. Sehingga ribuan pengungsi mulai mengalir menuju perbatasan dengan Turki.