Menghitung Kesehatan Laut dengan Indeks Kesehatan Laut

By , Minggu, 19 Oktober 2014 | 13:00 WIB

Amerika mengalahkan Tiongkok dalam keseluruhan medali perlombaan di London Olympics 2012, dan sekarang Amerika mendapatkan satu piala lagi: nilai yang lebih baik dalam perlindungan laut. Angka 63 menghiasi Indeks Kesehatan Laut untuk Amerika, sedangkan Tiongkok mendapatkan skor 53, dari 100.

Untuk membuat indeks tersebut, dari kisaran konservasi, akademik, dan institusi pemerintah, peneliti laut mengembangkan sistem penilaian untuk menilai kesehatan laut, dengan melihat manfaat yang disediakan oleh laut itu sendiri. Para peneliti mengevaluasi faktor-faktor ekologi, sosial, ekonomi, dan politik di setiap negara pesisir di dunia, lalu memproses data-data tersebut dalam komputer untuk mendapatkan skor untuk masing-masing faktor. Rata-rata sebelumnya jatuh di angka 60, dan tiap negara dan wilayah berada di bawah 36.

Tujuan indeks tersebut adalah untuk membantu negara-negara membuat keputusan kebijakan yang lebih tepat, terutama di daerah-daerah yang telah menyatakan komitmen untuk meningkatkan kesehatan laut. Hal ini dikatakan oleh Benjamin Harper, ahli biologi laut di University of California, Santa Barbara, yang merupakan pemimpin studi tersebut.

"Kesehatan laut adalah konsep luas yang dirasakan oleh banyak orang, tetapi belum ada cara untuk mengukur atau menghitungnya," kata Halpern. "Indeks ini membantu menjelaskan apa yang kita ketahui dan tidak ketahui tentang keadaan laut dalam cara yang sangat luas dan komprehensif."

Indeks Kesehatan Laut disiapkan oleh para peneliti laut dari berbagai organisasi, seperti UC Santa Barbara's National Center for Ecological Analysis and Synthesis, Conservation International, COMPASS, the New England Aquarium, the National Oceanic and Atmospheric Administration, dan universitas lainnya. 

Ikan lepu ayam berenang sepanjang terumbu karang di Jardines de la Reina National Park di Kuba. Foto: Pete Oxford, Minden Pictures/Corbis

Manfaat laut bagi manusiaHalpern menekankan bahwa Indeks Kesehatan Samudra bukan tentang mengukur keadaan murni perairan suatu negara. "Sebaliknya, kami mengukur seberapa baik laut dapat memberikan manfaat bagi tempat itu," katanya.

Secara spesifik, indeks tersebut melihat sebaik apa nilai yang dicetak tiap negara. Adapun kategori yang harus diraih oleh tiap negara, yaitu kebersihan, ketersediaan makanan, penangkapan karbon, keanekaragaman hayati, perlindungan pesisir, kesempatan rekreasi, perikanan, dukungan dari ekonomi lokal, dan "sense of place".

Mengapa banyak negara mendapat skor buruk?Menurut rekan penulis studi, Steven Katona dari Conservation International dan New England Aquarium, ada dua kemungkinan: entah karena terlalu banyak memancing, atau justru tidak memancing mereka sebanyak dapat didukung secara berkelanjutan.

Ditunjukkan dalam indeks, kisaran skor di antara negara-negara maju dengan negara-negara berkembang. Meskipun sumber daya keuangan dan pemerintahan stabil dapat membuat perlindungan laut lebih mudah, tetap tidak menjamin hasil di dunia nyata, para penulis penelitian mengatakan.

Skor 60 dalam keseluruhan indeks meninggalkan banyak ruang untuk melakukan banyak perbaikan, namun juga menunjukkan adanya harapan di kala suram dan malapetaka dari komunitas advokasi. Halpern menambahkan, skor positif dapat menyoroti hal-hal yang bekerja dengan baik dan yang dapat direplikasi.

Anak hiu galapagos menyundul kamera di laguna. Di wilayah kecil Prancis, di antara Madagaskar dan Afrika bagian selatan, salah satu dari sepasang atol ini adalah tempat kawin penyu hijau. Yang lain menjadi markas hiu galapagos. Terumbu karang yang relatif tidak terganggu di kedua atol ini merupakan tolok ukur kelautan. (Thomas P. Peschak)

Indeks Kesehatan Laut sebagai alat yang bernilaiJuan Armando Sanchez Muñoz, yang memelajari penyakit karang di University of the Andes di Bogotá, Colombia, tidak dilibatkan dalam indeks baru tetapi "sangat berguna memiliki ukuran hitung kesehatan laut."

Muñoz, yang mendapatkan dana dari National Geographic Society, mengatakan, ia berharap indeks tersebut dapat menjadi alat yang kuat untuk membenahi masalah-masalah seperti terlalu banyak memancing, tambang, polusi air, pengasaman laut, dan lain-lain.

Katona mengatakan, rencana yang telah dirancang adalah agar indeks dapat merespon data baru, dan para peneliti pun berharap akan ada versi yang telah diperbaharui tiap tahunnya. Selain itu, harapan lainnya adalah agar semua negara menambahkan data masing-masing ke dalam model agar dapat memberikan skor secara detil.