Tewaskan Ribuan Orang, Mari Kenali Virus Ebola

By , Minggu, 12 Oktober 2014 | 18:00 WIB

Mengapa orang tidak langsung mengetahui ketika terjangkit Ebola? Virus Ebola sulit didiagnosa, pasalnya memang tidak ada ciri-ciri khusus. Mereka akan menghadapi demam yang banyak ditemukan sebagai ciri awal penyakit malaria, atau bahkan demam biasa.“Tidak ada ciri-ciri ekstrem ketika terjangkit Ebola, semua tampak seperti penyakit biasa saja,” ujar Dr. Bruce Hirsch dari North Shore University di Manhasset, New York.

Namun menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bahwa ciri-ciri terjangkit  Ebola adalah mengalami demam (sekitar 38,6 derajat celcius), sakit kepala dan otot, diare, muntah, nyeri perut hingga pendarahan.

Tidak ada ciri-ciri ektrem ketika terjangkit Ebola, semua tampak seperti penyakit biasa saja

Ebola menyebar dari kontak pada darah maupun cairan tubuh. Penderita Ebola sangat mungkin bahwa tidak akan menyadari dirinya sedang terjangkit penyakit yang telah menewaskan ribuan orang ini. Salah satu cara penyebaran Ebola pun terbilang ‘unik’. Mengapa? Ketika seseorang meninggal dunia karena Ebola, maka pelayat akan datang pada hari pemakamannya. Saat semua orang tidak mengetahui orang yang meninggal itu terjangkit Ebola, para pelayat dengan mudahnya menyentuh dan bersinggungan dengan jasad. Pada saat itulah, Ebola sangat mungkin menular. Jasad yang terinfeksi Ebola sangat rentan menyebarkan virus. Ditambah dengan tata cara pemakaman tradisional—penguburan—dan keleluasaan pelayat menyentuh tubuh orang yang telah meninggal.

Seperti diketahui bahwa virus memang sangat mudah bermutasi. Membuatnya semakin berbahaya atau justru tidak berbahaya. Tetapi ilmuwan mempercayai bahwa tidak mungkin virus dapat berubah cara penyebarannya, misal semula dapat menular melalui udara berubah menulai lewat cairan tubuh.“Sejauh ini belum ditemukan bukti bahwa virus Ebola telah bermutasi dapat menyebar melalui udara,” ujar Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui sebuah keterangan yang dikeluarkan Jumat (3/10) lalu.

Penyebaran Ebola dinilai sangat cepat dan sporadis. (AFP Photo via BBC Indonesia)

Diakui bahwa wabah Ebola yang terjadi belakangan ini jauh lebih menakutkan dibandingkan pada 1976 silam. Waktu itu, virus Ebola pertama kali ditemukan di Kongo dan menyerang pedesaan di Afrika bagian tengah.Korban wabah Ebola saat itu adalah seorang anak berusia dua tahun yang tewas di Guinea. Namun, semejak kematian korban pertama itu, tidak ada laporan lagi orang meninggal karena Ebola. Berbeda dengan kejadian di masa lalu, di mana Ebola masih belum menjadi perhatian dunia. Kini ribuan orang telah tewas akibat wabah mematikan ini. Tingginya tingkat kematian membuat tim kesehatan di dunia kewalahan. Pasalnya banyaknya orang terinfeksi tidak dibarengi dengan memadahinya fasilitas kesehatan. Kejadian ini sangat terasa di Afrika Barat, di mana kerap ditemui bahwa fasilitas kesehatanan yang tidak dialiri listrik, kekurangan air, dan peralatan dasar kesehatan.  (Baca: Upaya Pengendalian Ebola Tidak Signifikan)Berbagai cara dilakukan untuk menghentikan laju penyebaran virus mematikan Ebola. Seperti komunitas internasional mulai menganggap serus dengan membantu menyumbang dana sebesar satu miliar dollar serta menerjunkan 3.000 pasukan untuk memberikan logistik. Memang belum ada kepastian berapa lama bantuan ini akan dilakukan. Namun menurut pihak berwenang bahwa setidaknya akan memakan waktu hingga enam bulan hingga satu tahun. Tanpa adanya peran aktif dari berbagai pihak, virus akan tetap menyebar. Tidak hanya akan menyerang benua Afrika, namun dapat menyebar ke seluruh dunia.