Lucian Olivera baru berusia tiga tahun dan tinggal di California, anak seusianya sudah dapat berjalan bahkan berlari. Namun Lucian tak seberuntung teman sebayanya. Ia harus menggunakan alat bantu pada kakinya yang mengalami kelumpuhan. Anak laki-laki ini terlahir 30 tahun sejak wabah polio menyerang Amerika Serikat, tetapi Lucian menderita penyakit serupa namun tak sama. Ia terserang polio jenis langka ketika berusia 11 bulan dan menyebabkan kakinya lumpuh. Ketika itu, kaki Lucian mendadak lumpuh. Keluarganya pun memeriksakan kondisi Lucian kepada beberapa spesialis. Namun tak satupun dokter mengetahui penyebab kelumpuhan Lucian. Hingga akhirnya keluarga Lucian bertemu dengan Keith Van Haren.Menurut Van Haren, ahli syaraf pediatik dari Rumah Sakit Anak Lucile Packard di Stanford, bahwa secara klinis gejalanya sangat sama dengan polio. Tidak hanya Lucian yang mengalami hal itu, setidaknya 20 kasus serupa terjadi sepanjang dua tahun belakangan. Kebanyakan yang menderita polio langka ini adalah anak-anak. Dokter menduga bahwa penyakit ini berupa virus, namun kebenarannya masih perlu diselidiki lebih lanjut. Centers for Disaese Control and Prevention (CDC) menerima laporan tentang polio langka di luar California.Kasus pelemahan anggota gerak serta kelainan tulang belakang mulai banyak ditemui, seperti sembilan anak di Colorado mengalami hal serupa. Disusul beberapa anak di Michigan, Missourim dan Massachusetts.Kasus polio langka di California mempunyai kesamaan seperti anggota badan dan otot menjadi lemas, acute flaccid paralysis atau lumpuh layuh, serta cedera pada tulang belakang dan sumsum. Gejala pertama yang dihadapi ialah masalah pada pernafasan, mulai dari flu hingga infeksi.Kasus polio langka pertama yang ditemukan Van Harren ketika ia bekerja di California Departement of Public Health (CDPH). Saat itu ia melihat setiap lima tahun selalu ada anak yang menderita lumpuh. Kemudian tahun 2012, Van Haren pun memulai meneliti kasus polio langka ini. “Kita tidak dapat menyimpulkan kasus—dalam satu tempat—dan menggeneralisasikan,” ujar Van Haren. Sejauh ini, CDC menemukan bahwa sebanyak 100.000 anak di seluruh dunia mengalami acute falccid paralysis. Mereka tersebar di 15 negara yang tidak mempunyai catatan wabah polio pernah menyebar.Seperti di California, banyak pakar kesehatan menduga bahwa enterovirus non polio—polio merupakan enterovirus—adalah penyebab polio jenis langka.Enterovirus non polio menyebabkan setidaknya 10 juta hingga 15 juta, bayi, anak-anak hingga remaja di Amerika terinfeksi setiap tahunnya. Sebelumnya mereka tidak ada tanda-tanda terinfeksi virus seperti polio, namun nyatanya mendadak lumpuh.Walau jumlah yang terinfeksi cukup besar, namun menurut Emmanuelle Waubant seorang ahli syaraf bahwa belum ada tanda peningkatan pasien sepanjang dua tahun belakangan.Memang berat mengetahui bahwa Lucian tidak dapat kembali berjalan, namun keterbatasannya justru membuat keluarga semakin dekat.“Anda akan menemukan Lucian dengan alat bantu berjalannya, namun anak ini akan bertahan. Dia tidak dilihat karena keterbatasannya melainkan karena kehebatannya,” ujar ibu Lucian, Erin Olivera.