Mengapa Gletser di Pegunungan Karakoram Tidak Meleleh?

By , Minggu, 19 Oktober 2014 | 11:00 WIB

Ketika gletser di berbagai belahan dunia mulai mencair, lain halnya dengan salju di Pegunungan Karakoram. Di daerah ini hujan salju justru meningkat, apa alasannya?

Kita mengetahui bahwa peningkatan suhu bumi menyebabkan gletser dunia mulai meleleh, menipis, bahkan menghilang. Namun gletser di pegunungan Karakoram—salah satu puncak tertinggi di dunia—tidak meleleh. Penelitipun mempertanyakan ketahanan gletser di puncak tertinggi kedua di dunia ini. Setelah melakukan penelitian, mereka menemukan misteri terjaganya gletser di Karakoram. Ketika curah hujan terus meningkat di Pegunungan Himalaya, namun saat musim panas kelembaban pegununganpun akan turun drastis. Fenomena seperti ini tidak terjadi di Karakoram. “Inilah alasan mengapa gletser di Pegunungan Karakoram terus terjaga,” papar Sarah Kapnick, salah satu peneliti dari Princeton University.

Pemandangan langka punggungan K2 di sisi China -sangat terpencil dan sulit didaki sehingga kebanyakan pendaki naik ke puncak Pegunungan Karakoram itu dari sisi Pakistan. Kisah perjalanan mereka bisa Anda simak di National Geographic Indonesia edisi April 2012.. (Tommy Heinrich/NG)

Ia juga menambahkan, meningkatnya curah hujan salju di wilayah Karakorampun merupakan alasan lain mengapa gletser tetap stabil dan tidak mencair.

Karakoram merupakan puncak bersalju di sepanjang perbatasan antara India, Pakistan, dan Tiongkok, serta menjadi bagian dari Pegunungan Himalaya.

meningkatnya curah hujan salju di wilayah Karakorampun merupakan alasan lain mengapa gletser tetap stabil dan tidak mencair.

Beberapa observasi telah dilakukan di Pegunungan Karakoram dan hasilnya sama. Bahwa gletser di wilayah tersebut tidak mengalami penurunan signifikan karena peningakatan suhu dan hujan salju justru mengalami penambahan intensitas.

Kapnick dan rekannya mengumpulkan data tentang pengendapan dan temperatur udara. Bersumber dari Pakistan Meteorological Departement dan data dari satelit, mereka mengkombinasikan informasi yang diperoleh dan membandingkan dengan tiga wilayah sekitar. Yakni Karakoram, Pegunungan Himalaya bagian tengah dan dataran rendah Tibet.

Arus deras hampir menghanyutkan unta Baktria berpunuk dua yang menyebrangi sungai. Alirannya berasal dari beberapa gletser di Lembah Sarpo Laggo, Pegunungan Karakoram. Inilah rintangan air terakhir tetapi tersulit dalam perjalan ke Chinese Base Camp. Kisah lengkapnya di National Geographic Indonesia edisi April 2012. (Tommy Heinrich/NG)

Mereka menemukan adanya simulasi baru sehingga daerah seluas 10 mil persegi atau 50 kilometer persegi di Karakoram mampu menyesuaikan dengan perubahan iklim yang terjadi sekarang ini.  Sementara peningkatan suhu bumi sedang gencar menjadi perbincangan, memahami gejala berbeda di Karakoram menjadi hal penting. Karena ketersediaan salju akan mempengaruhi jumlah air. “Saat salju mencair maka bukan hal tidak mungkin banjir akan mengintai,” kata Kapnick.