Apakah yang Pengaruhi Gangguan Pendengaran di Masa Tua?

By , Senin, 20 Oktober 2014 | 12:40 WIB

Penyakit umum yang biasa diderita anak seperti tonsilitis (radang amandel) dan infeksi telinga, dapat menambah potensi dampak kesehatan seperti gangguan pendengaran di masa mendatang.

Sebuah studi meneliti bayi sejak 1947 silam hingga saat ini, mendapati bahwa bayi yang kini sudah berusia sekitar 60 tahun, mengalami masalah pendengaran.

The Newcastle Thousand Families Study mengamati 1.142 bayi. Kini, usia sampel yang diteliti tersebut memasuki enam puluhan tahun. Mereka diukur kesehatan, pertumbuhan, dan kondisi tubuhnya.

Seperempat sampel menujukkan adanya penurunan pada indra pendengaran. Dr. Mark Pearce dari Institute of Health and Society berkata, “Penemuan kami menunjukkan anak yang pernah mengalami infeksi berpotensi mengalami gangguan pendengaran di usia 60 tahunan.”

Pearce berpendapat bahwa untuk mengurangi potensi gangguan pendengaran di masa tua ialah menghindari infeksi ketika masa kanak-kanak.

Sementara, Dr. Ralph Holme, Kepala di Biomedical Research mengatakan, “Di Inggris, gangguan pendengaran menyerang satu dari enam orang tua.”

Ia juga menyetujui bahwa penyakit di masa kecil mempunyai konsekuensi jangka panjang untuk masalah pendengaran.

Gangguan pendengaran tentu memberi pengaruh besar bagi kehidupan seseorang. Mulai dari merasa jauh dari lingkungan sekitar hingga depresi bahkan demensia.

Temuan ini diharapkan memberi gambaran bagi orang tua. Mereka diharapkan mampu menjaga sang buah hati agar terhindar dari segalanya penyakit yang akan mempengaruhi pendengaran di masa mendatang.