Kurang dari setahun setelah kehilangan tungkai kirinya pada pemboman Boston Marathon April 2013, penari ballroom profesional Adrianne Haslet-Davis melakukan tarian rumba lagi. Ia dibantu oleh sebuah prototipe kaki bionik yang dirancang khusus untuk menari oleh Hugh Herr—yang kedua kakinya sendiri juga sudah diamputasi—serta tim biomechatronic-nya di Media Lab Massachusetts Institute of Technology.
Dibandingkan dengan prostetik konvensional, kaki robotik ini memiliki keuntungan lebih besar. Haslet-Davis bisa menari dengan pergelangan kaki palsunya yang bisa ditekuk dan bermesin. Kaki itu memiliki selusin sensor yang bereaksi untuk mengubah kecepatan, torsi, dan posisi dengan mengeraskan atau mengendurkan sendi pergelangan kaki. Herr, yang juga telah merancang prostetik bionik yang dioptimalkan untuk berjalan dan berlari, berharap penelitiannya akan mengarah pada terciptanya tungkai bionik yang begitu cerdas sampai-sampai "dunia bisa terus berubah di bawah satu tubuh bionik" dan akan selalu merespons sesuai kebutuhan.
"Saya menjadi lebih tak mengenal takut daripada sebelumnya," ungkap Haslet-Davis, yang mencatat bahwa dengan belajar menari dengan kaki prostetik, ia juga memperoleh perspektif berharga dalam kehidupannya. "Saya merasa sudah menang, bahkan sebelum melangkah ke panggung."