Memetakan alam semesta yang luar biasa luas mungkin terdengar mustahil. Namun tim astronom internasional berhasil memetakan alam semesta. Hasil pemetaan baru ini diterbitkan dalam the Astrophysical Journal Letters.
Tim ini menggunakan algoritma komputer dan data pemetaan dari teleskop terbesar di dunia. Kemudian dikomparasi dan dianalisis dengan menggabungkan dinding galaksi pembentuk alam semesta.
Sebagai hasil, para astronom ini berhasil membuat peta 3D alam semesta setelah terjadi Big Bang. Saat ini alam semesta berusia 13,8 miliar tahun.
Dipimpin oleh Dr. Khee-Gan Lee dari Max Planck Institute di Jerman, tim ini menggunakan teleskop Keck I berdiameter 10 meter di puncak gunung berapi Mauna Kea, Hawaii.
Teleskop mengamati cahaya bintang di galaksi—cahaya bintang ini sangat redup untuk dapat diamati dengan mata telanjang.
Dr. Khee-Gan Lee berkata, “Kebijakan di masa depan, teleskop berdiameter 30 hingga 40 meter akan diminta mengumpulkan sinyal cahaya bintang untuk membuat peta semacam ini.” Kemajuan teknologi akan membuat teleskop semakin baik sehingga menghasilkan peta beresolusi lebih tinggi.
Peta alam semesta bukan sekadar keindahan semata. Tim ini berharap dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang fungsi kosmik. Seperti cara gas di luar angkasa dapat mengalir menuju galaksi yang sangat jauh.