Di Dunia, Populasi Badak Putih Utara Tinggal Enam Ekor

By , Selasa, 21 Oktober 2014 | 13:45 WIB

Suni, satu dari dua pejantan dari spesies badak putih utara ini ditemukan mati pada Sabtu (17/10) di daerah konservasi Ol Pejeta, Kenya.

Pihak berwenang mengatakan bahwa hasil otopsi Suni tidak menunjukkan tanda-tanda tak wajar. Saat ini hanya tersisa enam badak putih di dunia dan hanya ada satu pejantan saja. Masa hidup badak putih antara usia 40 hingga 50 tahun.

Suni, dilahirkan di Republik Ceko dan dikirimkan ke daerah konservasi di Kenya sejak 2009. Tujuan dipindahkannya Suni ke daerah konservasi di Kenya ialah sebagai upaya terakhir untuk selamatkan satwa punah. Sayangnya, tujuan ini tak berjalan mulus.

“Kejadian ini merupakan skenario terburuk dan memalukan,” kata Matthew Lewis, senior program officer WWF untuk konservasi spesies Afrika.

Lewis menambahkan, kepunahan badak putih uatara disinyalir sebagai “korban evolusi”. Kondisi badak putih utara menjadi sangat rendah karena terisolasi dalam kekacauan politik di Sudan, Afrika, Kongo, dan Uganda. Hal inilah yang menyebabkan populasi satwa langka ini menyusut tajam. Terlebih semakin maraknya perburuan dan hilangnya habitat asli satwa langka itu.

Jana Mysliveckova, salah satu pihak dari daerah konservasi berkata kepada AFP, "Kini kita hanya percaya pada keajaiban. Kenyataannya reproduksi alami (badak putih) sudah tidak dapat terjadi." Sementara pasangan badak lain dianggap sudah terlalu tua untuk dapat bereproduksi. Pasangan badak ini tinggal di alam bebas di wilayah San Diego, Amerika Serikat.

Kisah punahnya badak putih merupakan pembelajaran fantastis bagi penduduk dunia, bahwa kondisi seperti ini tak seharusnya terjadi. Oleh karena itu, Lewis menambahkan, perlindungan terhadap spesies badak merupakan hal wajib.

Kini fokus utama konservasi badak ialah untuk meningkatkan keamanan dan pengurangan pemanfaatan cula badak di Asia, Vietnam, contohnya.

Walau demikian, ilmuwan belum menyerah untuk tetap mengembalikan badak putih utara dari kepunahan.