Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengemukakan keberadaan media sosial turut mendongkrak popularitas obyek wisata di Banyuwangi sehingga kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara semakin meningkat.
"Dampak dari media sosial seperti Twitter, Facebook, Path, atau Instagram cukup besar, terutama berkat tren selfie. Banyak wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata di Banyuwangi, seperti Kawah Ijen, Pantai Pulau Merah, dan Teluk Hijau, kemudian mereka selfie dan mengunggahnya di media sosial," kata Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jatim, Senin (20/10).
Dari unggahan foto-foto di media sosial tersebut, lanjut Anas, obyek wisata di Banyuwangi tersebar luas, selanjutnya menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
"Saya pernah berjumpa dengan wisatawan dari Singapura yang berkunjung ke Kawah Ijen dan Pantai Pulau Merah. Ternyata mereka tahu obyek wisata itu dari foto di media sosial Instagram temannya yang sudah pernah ke Banyuwangi," ungkap Anas.
Selain tempat wisata, kuliner khas Banyuwangi juga diminati berkat banyaknya masyarakat yang berfoto ria di media sosial sesaat sebelum menikmati kuliner Banyuwangi, semisal rujak soto, nasi tempong dan pecel rawon.
"Sekarang ini orang selfie bukan hanya pas makan burger, steak atau pizza. Justru mereka merasa keren selfie saat makan kuliner khas nusantara, termasuk yang ada di Banyuwangi," kata bupati berusia 41 tahun itu.
Menurut Anas, dengan jumlah pengguna Twitter di Indonesia yang mencapai sekitar 20 juta, Facebook sebanyak 69 juta pengguna atau Path lebih dari 4 juta pengguna, media sosial mampu menciptakan perbincangan positif tentang pariwisata Banyuwangi.
"Kami ingin membangun percakapan positif tentang pariwisata Banyuwangi, termasuk dari agenda-agenda yang kami gelar. Ada lomba balap sepeda internasional, selancar, karnaval etnik, dan jazz pantai, yang semuanya masuk rangkaian Banyuwangi Festival," paparnya.
Anas menyadari era pemasaran saat ini sudah sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, khususnya internet, sehingga model pemasaran wisata Banyuwangi juga mulai banyak mengandalkan instrumen teknologi informasi.
Aplikasi wisata
Pemkab Banyuwangi juga telah meluncurkan aplikasi wisata berbasis Android sejak tahun lalu yang diberi nama "Banyuwangi Tourism". Aplikasi itu memuat beragam informasi, mulai kalender wisata, obyek wisata, restoran dan pusat kuliner, penginapan, peta wisata, sampai alamat dan nomor telepon penting.
"Tentu saja model pemasaran lain dengan melibatkan agen perjalanan juga ikut menunjang bergairahnya pariwisata di Banyuwangi. Demikian pula pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata, antara lain bandara, jalan menuju obyek wisata dan lainnya," ujarnya.
Melalui sejumlah strategi tersebut, kunjungan wisatawan ke Banyuwangi terus meningkat. Kunjungan wisatawan lokal naik 22 persen pada 2013, sedangkan wisatawan asing meningkat lebih dari 300 persen.
"Tapi, secara kuantitas, wisatawan lokal lebih mendominasi. Tahun ini kami targetkan wisatawan lokal tembus tiga juta orang, sedangkan wisatawan asing bisa mencapai sekitar 23.000 orang. Ini berdasarkan data tiket di destinasi wisata dan kunjungan hotel," tambah Anas.