Kisah Astronaut Tinggal di Pangkalan Manusia Luar Angkasa

By , Rabu, 22 Oktober 2014 | 09:45 WIB

Stasiun luar angkasa internasional ini, seringkali disebut "ISS", adalah semacam pesawat luar angkasa istimewa yang melayang-layang di ruang angkasa, mengitari Bumi. Stasiun ini sedikit lebih besar daripada sebuah lapangan sepakbola dan lebih berat daripada 450 mobil jika digabungkan. Namun, ISS melesat mengelilingi Bumi 16 kali setiap harinya!

Stasiun luar angkasa ini berfungsi sebagai sebuah laboratorium merangkap rumah. Enam orang bisa menghuni ISS bersamaan, dan mereka bisa tinggal di sana hingga enam bulan.

Saat berada di stasiun ini, para kru melakukan segala macam eksperimen sains yang hanya bisa dilakukan di luar angkasa. Eksperimen ini mulai dari biologi hingga astronomi, seperti eksperimen-eksperimen untuk membuktikan risiko hidup di luar angkasa, untuk mendukung keselamatan para astronaut dalam misi-misi mendatang ke Mars dan lebih jauh lagi!

Astronaut ESA, Alexander Gerst dan kru dalam misi Blue Dot. (ESA via Langit Selatan)

Astronaut ESA, Alexander Gerst, sekarang sudah menjalani lebih dari setengah misi enam bulannya di ISS, yang disebut misi "Blue Dot" atau misi "Titik Biru". Misi ini akan membuktikan lebih dari 100 eksperimen sains menarik yang dirancang untuk meningkatkan mutu kehidupan di Bumi, mengetes teknologi-teknologi baru, dan mempersiapkan penjelajahan Tata Surya dan luar angkasa yang lebih jauh lagi.

Sebagai contoh, para astronaut berolahraga selama 90 menit sehari untuk menjaga kebugaran dan agar tulang-tulang serta otot-otot mereka tetap sehat selama mereka tinggal di luar angkasa. Namun, setelah berolahraga di ISS, mereka tidak mandi. Salah satu eksperimen Blue Dot adalah mengetes dua bahan pakaian baru yang bisa menyerap keringat, menjaga orang yang memakainya tetap sejuk, dan bahkan memiliki alat pembersih.

Beberapa eksperimen agak lebih menantang daripada eksperimen lainnya, seperti Alexander yang saat ini berlari sendiri! Tes-tes ini akan membantu kita menemukan bagaimana tubuh manusia menua dalam kondisi gravitasi yang sangat rendah.