Selain Ebola, Apakah Virus Paling Mematikan di Dunia?

By , Jumat, 24 Oktober 2014 | 10:14 WIB

Virus, terdengar begitu menakutkan apalagi ketika manusia belum mengenal vaksin maupun obat antivirus. Tak dapat dipungkiri bahwa virus telah merenggut banyak nyawa penduduk bumi. Infeksi dan penyebarannya pun bervariasi, dampak yang diakibatkan dari virus juga bermacam-macam. Seiring berkembangnya dunia kesehatan, penemuan-penemuan vaksin dan antivirus telah menekan angka kematian akibat infeksi virus. Walau tak semua virus dapat berakibat vatal bagi manusia, tak sedikit yang merenggut ratusan bahkan ribuan nyawa, Ebola contohnya. Elke Muhberger, ahli Ebola dan profesor mikrologi di Boston University menegaskan bahwa kasus Ebola tidak boleh lebih buruk dari sekarang.

Berikut beberapa virus paling mematikan di dunia:Virus Marburg. Pertama kali ditemukan tahun 1967 silam di Jerman. Ketika itu virus Marburg—berasal dari nama sebuah kota di Jerman—menjangkiti dokter dan teknisi laboratorium yang sedang menangani pembiakan sel Cercopithecus aethiops atau kera hijau Afrika. Saat ini diteliti di laboratorium, kera yang dibawa langsung dari hutan di Uganda ini mengalai gejala penjakit seperti deman berdarah. Tak hanya menyerang kera hijau Afrika, gejala serupa juga menyerang tim yang berinteraksi dengan satwa tersebut. Mereka mengalami demam tinggi dan tubuhnya mengalami pendarahan sehingga rentan mengalami kegagalan organ bahkan kematian. Wabah semakin menyebar hingga Kongo, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari tahun 1998 hingga 2000 sebanyak 25 persen penderita Marburg meninggal dunia. Virus Ebola. Pertama kali ditemukan di Sudan dan Kongo tahun 1976. Virus ini menyebar melalui kontak cairan tubuh, seperti darah. Menurut WHO, Afrika Barat adalah wilayah yang paling banyak terjangkit virus mematikan ini. Rabies. Virus ini mulai menyebar pada binatang peliharaan tahun 1920an. Ketika itu India dan Afrika merupakan daerah paling banyak terjangkit virus rabies. “Virus ini menghancurkan jaringan otak dan benar-benar wabah mematikan,” papar Muhlberger. Ada kemungkinan manusia tertular rabies karena gigitan hewan yang terinfeksi. Namun, Muhlberger meyakinkan bahwa dunia kesehatan sudah dapat mengobati manusia yang tergigit hewan rabies.

HIV. Seperti gunung es, pengidap HIV ini nampak di permukaan tidak sebanyak virus-virus mematikan lainnya. Namun banyak orang mengidap HIV dan belum menyadari, sehingga jumlah pasti masih terus menjadi misteri. Dr. Amesh Adalja dari Infectious Disaese Society berkata, “HIV tetap menjadi ‘mesin’ pembunuh terbesar.”Diperkirakan sebanyak 36 juta orang meninggal sejak HIV pertama kali dikenal, sekitar tahun 1980an. Walau belum ada obat yang dapat menyembuhkan secara sempurna, namun HIV dapat ditekan dengan obat antiviral. !break!

Cacar. Ribuan tahun manusia harus berjuang melawan keganasan cacar. Bahkan satu dari tiga orang terinfeksi cacar akan meninggal dunia. Tingkat kematian semakin tinggi di luar Eropa, seperti di Amerika bahwa 90 persen warga asli mengidap cacar akan meninggal dunia. Di abad 20 saja, cacar sudah membunuh setidaknya 300 juta orang. Hantavirus. Hantavirus pulmonary syndrome (HPS) pertama kali menyebar di Amerika tahun 1993. HPS atau sindrom paru virus hanta banyak terdapat pada hewan pengerat seperti tikus. Penyebaran virus ini melalui kotoran yang dikeluarkan hewan pengerat. Ketika manusia melakukan kontak dengan hewan pengerat dan kotoran yang terinfeksi virus, maka manusia dapat tertular.

Influenza. Siapa sangka bahwa flu dapat menjadi virus paling mematikan di dunia? Sebuah data dari WHO mengatakan bahwa 500.000 orang di dunia meninggal akibat virus Influenza. Flu yang paling mematikan dikenal dengan sebutan flu spanyol. Tahun 1918 saja, wabah ini telah menginfeksi 40 persen orang di dunia dan membunuh 50 juta orang. “Saya rasa wabah flu seperti tahun 1918 sangat mungkin terjadi di zaman sekarang,” papar Muhlberger.

Sebuah data dari WHO mengatakan bahwa 500.000 orang di dunia meninggal akibat virus Influenza

Virus dengue. Saat virus ini menginfeksi tubuh, maka manusia akan mengalami deman berdarah. Virus dengue pertama kali muncul tahun 1950an di Filipina dan Thailand. Kemudian semakin menyebar khususnya di daerah tropis dan subrtopis. Wabah dengue telah menyerang 50 hingga 100 juta orang tiap tahunya. Namun demikian, tingkat kematian akibat virus dengue ini tidak setinggi virus lainnya, yakni 2,5 persen saja. Rotavirus. Virus ini menyebabkan diare parah pada bayi dan anak-anak. Namun tak perlu khawatir, kini sudah ada dua vaksin yang melindungi anak dari rotavirus. Wabah ini menyebar cepat melalui fecal-oral—melalui anus maupun mulut. Kasus anak meninggal karena rotavirus di negara maju memang tidaklah tinggi. Sementara tingkat kematian di negara berkembang masih tergolong tinggi. Hal ini disebabkan perawatan pasien ketika mengalami dehirasi tidaklah maksimal.

Itulah virus paling mematikan di dunia. Manusia perlu waspada terhadap penularannya, hidup sehat menjadi kuncinya.