Sekeping Nirwana di Baluran

By , Jumat, 31 Oktober 2014 | 10:30 WIB
()

Senja turun di pesisir utara Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Dari pantai berpasir putih Bilik-Sijile, matahari berangsur tenggelam.

Bilik-Sijile adalah hamparan pantai di Selat Madura yang dihubungkan sepotong daratan dengan Pulau Jawa. Daratan yang seperti hendak menyempal dari Pulau Jawa ini membentuk dua cekungan teluk: Bilik dan Sijile.

Di daratan sisi barat Bilik-Sijile, nampak Gunung Baluran yang patah menjulang 1.247 meter dari permukaan laut. Angin di langit sebelah barat Gunung Baluran memutar awan membentuk tudung mendung.

Di puncak tudung mendung, awan menyebar ke segala arah menutupi matahari senja. Beberapa detik saja sinar senja menyepuh Baluran saat mega tersingkap.

Petang hari ratusan sapi milik warga di Labuan Merak kembali ke kandang setelah digembalakan di sabana yang masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Baluran. (Yunaidi/National Geographic Indonesia)

Saya baru saja menembus padang rumput dan hutan kering. Pada puncak kemarau ini, Baluran menyengat tubuh. Bebatuan gosong bertebaran di sela-sela rumput kering. Api belum lama merenggut padang, menyisakan tanah kehitaman.

Sesampai di Bilik-Sijile, angin membasuh keringat. Air laut biru mendinginkan pandangan mata.Laut di sekitar Bilik-Sijile dikenal berdasar curam, dengan terumbu karang warna-warni. Wisatawan asing biasa berenang, menyelam, dan bersnorkeling.

Kendati tanpa semarak senja, kemurnian Bilik-Sijile menampilkan sisi lain keindahan Baluran. Alam membentang sempurna, sunyi dan tenang.

Di belakang kerumunan pohon mangrove, pucuk-pucuk pohon gebang menjulang di savana. Lengkingan burung merak (Pavo muticus) membahana dari padang rumput. Burung-burung cabak yang biasa hidup di malam hari mulai beraktivitas.

Bilik-Sijile memang belum banyak dikunjungi wisatawan. Pesisir ini dapat dicapai dengan perahu dari pantai Bama selama 2 jam. Pengunjung bisa menyewa perahu untuk pengarungan bolak-balik.

Sementara dari darat dapat dicapai dari Karangtekok, yang berada di batas paling barat-utara Taman Nasional Baluran. Dari Karangtekok, pengunjung melewati setapak yang membelah padang rumput dengan sepeda motor.

Hanya saja, saat musim hujan, jalan setapak Karangtekok – Bilik-Sijile tak bisa dilewati. Alternatifnya: menumpang perahu dari pelabuhan kecil Ketapang, Gatel, tak jauh dari Karangtekok. Ketenangan Bilik-Sijile sejenak menyekat kehidupan dari dunia yang riuh.

Yunaidi/National Geographic Traveler