Pengalaman Mu'amar Musa memiliki kakek yang harus duduk di kursi roda membuatnya terpicu untuk berinovasi. Bersama rekannya, Ega Adrianto, dia menciptakan kursi roda inovatif yang dinamai lifting wheel chair."Bedanya dengan kursi roda biasa, kursi roda ini bisa dinaik-turunkan," ungkap Musa saat ditemui dalam pameran International Exhibition for Young Inventors (IEYI) yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kamis (30/10).
Musa bercerita, ketika kakeknya masih hidup dan memakai kursi roda, kerabatnya harus bersusah payah mengangkat si kakek saat akan naik ke ranjang ataupun masuk ke mobil. Selain repot, hal itu juga membuat sang kakek tak nyaman.
"Karena bisa dinaikturunkan, kita tidak perlu mengangkat pengguna kursi roda. kalau mau naik ke ranjang atau mobil, kursi roda dinaikkan atau diturunkan sesuai ketinggian," urainya.
Dalam IEYI ke 10 yang diadakan 30 Oktober - 1 November 2014, Musa memamerkan prototipe dari lifting wheel chair inovasinya. Prototipe dibuat dari kayu lapis dan mampu menampung beban seberat 10 kg.
Musa menerangkan, lifting wheel chair bisa dinaikturunkan karena bantuan sistem ulir yang terdapat di bagian bawah dudukan.
"Ini seperti pulpen. Kalau diputar searah jarum jam maka akan naik, dan sebaliknya," jelas Musa.
Musa menuturkan, dia masih akan terus mengembangkan kursi roda inovasinya. Ia berencana membuat lifting wheel chair yang bisa menampung beban hingga 60 kg. Kursi nanti dirancang naik dan turun dengan kecepatan 72 rpm dengan waktu 21,67 detik.