Perhatian terhadap Kesenian Tradisional Betawi Kurang

By , Senin, 3 November 2014 | 13:10 WIB

Budayawan Betawi Yahya Adi Saputra meminta pemerintah lebih memperhatikan kesenian Betawi seperti ondel-ondel yang saat ini marak turun ke jalan dengan rombongan pemusik untuk mengamen.Yahya Adi Saputra di Jakarta, Jumat (31/10), mengatakan dengan masih banyaknya ondel-ondel yang digunakan untuk mengamen di jalan membuktikan bahwa kesenian tradisional masih dipandang sebelah mata. (Lebih lanjut, baca di sini)"Pemerintah daerah harus memberikan ruang khusus bagi para seniman ini sehingga mereka tidak harus ngamen di jalan serta mengganggu arus lalu lintas dan lain sebagainya," katanya.

Menurut Yahya, keberpihakan pemerintah pada kesenian tradisional ini masih kurang, harus ada kebijakan lainnya yang membangun kearifan lokal.

"Memang hal-hal seperti ini tidak hanya terjadi di Jakarta saja, di tempat lain pun masih banyak yang belum memberikan ruang khusus bagi kesenian tradisional. Namun sudah seyogyanya pemerintah mulai memperhatikan," ujarnya.

Yahya menuturkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 29/2007 disebutkan bahwa Pemerintah DKI Jakarta berkewajiban memelihara kesenian tradisional sehingga harus lebih peduli terhadap kebudayaan Betawi seperti ondel-ondel. "Selain faktor keberpihakan pemerintah daerah yang masih kurang, faktor ekonomi juga menjadi salah satu alasan banyaknya pengamen menggunakan ondel-ondel ini," katanya lagi.

Dia menjelaskan faktor ekonomi pada akhirnya mendesak para seniman ondel-ondel untuk turun ke jalan dan mengamen. Padahal seperti layaknya sekolah yang memiliki dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), pemerintah juga bisa memberikan dana seperti itu kepada para seniman tua.

"BOS di sini berarti Bantuan Operasional Sanggar atau Seniman di mana para seniman tua bisa dibantu mengelola kesenian tradisional oleh pemerintah," ujarnya.

Yahya menambahkan seniman tua di Jakarta tercatat kurang lebih sekitar 100 orang, dan bisa dibantu sebesar Rp2 juta per orang untuk mengelola kesenian tradisional yang dimiliki Jakarta. "Saya rasa pemerintah pasti punya dana untuk kearifan lokal seperti kesenian tradisional ini sehingga sudah seharusnya para seniman tua ini juga dibantu," katanya.