Pencahayaan ruangan yang seringkali menjadi tempat konser di gedung Opera House Sydney akhirnya diperbaharui setelah sekian lama. Pencahayaan ini mungkin menjadi yang terbesar dalam sejarah gedung yang menjadi salah satu ikon Australia tersebut.
Untuk pencahayaan ini diperlukan lebih dari 355 lampu jenis LED yang disesuaikan dengan desain warisan gedung. Lampu-lampu ini juga akan memberikan kesan spektakuler di atas panggung.
"Menurut saya, unik untuk memiliki pencahayaan LED di salah satu tempat pertunjukan dunia paling top di dunia," ujar David Claringbold, Direktur Teater di Opera House.
Kelompok Orkestra Simfoni Sydney adalah pengguna utama panggung ini dan menurut mereka dibutuhkan pencahayaan yang bisa memberikan kesan yang sifatnya 'orkestral'.
Pun tiap-tiap lampu bisa diprogram dengan warna-warna tertentu yang juga dapat membidik atas, panggung, atau bagian penonton.
"Saat para musisi ke atas panggung dan tampil, kami ingin memberikan kesan kepada penonton bahwa ini adalah sesuatu yang spesial," ujar Claringbold.
Butuh sekitar dua tahun untuk memasang pencahayaan baru ini, tentunya di tengah kesibukan jadwal panggung beberapa acara di Opera House.
Dengan proyek baru ini, nantinya proses untuk pemelihraan pun lebih mudah.
Jika biasanya proses mengganti lampu membutuhkan lima kali dalam setahun, sekarang bisa menjadi sembilan tahun sekali.
Dengan teknologi LED, setiap lampu akan memiliki rentang hidup lebih dari 50 ribu jam, lebih lama daripada lampu jenis biasa.
Tak hanya itu saja, teknologi terbaru ini pun diperkirakan akan mampu menghemat pembayaran listrik hingga 75 persen—lebih dari 700 juta rupiah setahun.
Diperkirakan juga 450 ton gas emisi efek rumah kaca akan berhenti diproduksi setelah menggunakan pencahayaan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Proyek pencahayaan baru di Opera House ini juga mendapat penghargaan Green Globe Sustainability dari pemerintah New South Wales, karena dianggap meningkatkan efisiensi sebuah gedung warisan nasional.