Masih Banyak Guru Belum Jadi Teladan

By , Selasa, 4 November 2014 | 18:13 WIB

Kepemimpinan yang baik dari guru dibutuhkan untuk membantu siswa dan sekolah berkembang dan berprestasi. Namun, masih banyak guru belum menyadari pentingnya keteladanan pendidik sebagai pendorong perubahan.

Dalam pelatihan kepemimpinan transformasional bagi guru-guru SD/MI di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, misalnya, terungkap betapa guru belum jadi teladan. Para guru masih membutuhkan motivasi untuk menjadi guru yang lebih baik. Para guru belum menjadi teladan baik bagi siswa, bahkan untuk hal-hal sederhana yang sebenarnya penting untuk kemajuan pembelajaran di sekolah.

Suharni, guru SD Masehi Waingapu, Rabu (29/10), mengatakan, lewat pelatihan kepemimpinan transformasional, guru disadarkan untuk mengubah diri menjadi teladan. Masalah dalam kedisiplinan guru, seperti datang terlambat ke sekolah, mulai berkurang. Perubahan itu memotivasi siswa untuk juga datang ke sekolah tepat waktu.

Margaretha Angu Bima (43), guru kelas VI SD Inpres Malumbi, Kecamatan Kambera, mengatakan, selama ini, guru berharap siswa yang proaktif memberi salam kepada guru. Para siswa sering dimarahi guru jika tidak terlebih dulu mengucap salam.

”Tapi, sekarang, saya justru yang lebih dulu menyapa siswa. Saya tidak lagi sering marah, tetapi lebih banyak senyum. Ternyata dengan perubahan sederhana ini, para siswa jadi nyaman. Mereka jadi berani untuk terbuka dan ngobrol-ngobrol dengan guru,” tutur Margaretha.

Direktur Eksekutif Indonesian Overseas Alumni (IOA) Tanti Sugiharti Singgih menyatakan, pelatihan kepemimpinan transformasional didanai IOA dan didukung Masyarakat Pendidikan Sejati sejak 2012. Program itu untuk memotivasi guru-guru di Sumba Timur agar bersemangat mendidik siswa dalam segala keterbatasan kondisi pendidikan di daerah itu. Guru disadarkan tentang tanggung jawab untuk mendidik siswa sepenuh hati dengan menjadi teladan di kelas. Setelah itu, guru dilatih meningkatkan kreativitas mengajar.

”Kami senang akhirnya secara bertahap program ini dilanjutkan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur. Pelatihan mulai didanai pemerintah daerah supaya lebih banyak guru sadar untuk berubah,” kata Tanti.

Keberlanjutan pelatihan kepemimpinan transformasional dan kreativitas guru itu mendapat dukungan dari kepala sekolah, pengawas, guru, dan dosen yang dilatih untuk menjadi fasilitator. Norlina Rambu Jola Kalunga, Ketua STIE Kristen Wira Wacana, Sumba, mengungkapkan, pihaknya mendorong dosen membantu perbaikan mutu guru.

”Kami pakai keterlibatan dalam pelatihan guru ini sebagai bentuk pengabdian masyarakat perguruan tinggi. Kami berupaya untuk meyakinkan pemerintah daerah agar terus melanjutkan pelatihan ini bagi semua guru,” ujar Norlina. ”Pelatihan itu sangat berarti untuk perbaikan pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, prestasi sekolah membaik,” katanya.