Menjadi orang paling berpengaruh di dunia bisa berarti segalanya.
Sepanjang tahun 2014 ini, tak akan ada yang menyebut bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin adalah orang baik. Pasalnya, pada Maret 2014, pasukan Rusia di bawah pimpinannya menganeksasi Semenanjung Krimea yang merupakan bagian dari Ukraina.
Alasan pencaplokan Krimea adalah untuk menyelamatkan warga Krimea yang berbahasa Rusia. Namun, tak hanya berhenti di Krimea, Putin kembali mendukung gerakan pemberontak pro-Rusia yang ingin memerdekakan wilayah Ukraina bagian timur.
Dukungan Rusia antara lain berupa pasokan senjata, rudal, tank. Rusia pun mendapatkan sanksi ekonomi dari Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa.
Namun tak perlu diperdebatkan lagi, tak ada seorang pun yang menyebut Vladimir Putin sebagai sosok yang lemah.
Tak heran jika Panel Editor Forbes dalam daftar tahunan 72 Orang Paling Berpengaruh di Dunia 2014 menempatkan Putin di peringkat pertama, baru disusul Presiden AS Barack Obama di posisi kedua, dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada urutan ketiga.
Pertimbangan apa?
Panel Editor Forbes dalam menentukan peringkat mempertimbangkan hal-hal seperti sumber keuangan, lingkup, dan penggunaan kekuasaan, serta jumlah orang yang terkena pengaruhnya. Posisi keempat ditempati pemimpin umat Katolik Roma, Paus Fransiskus.
Kanselir Jerman Angela Merkel berada di urutan kelima, sedangkan urutan keenam adalah Kepala Bank Sentral AS Janet Yellen. Ada pun Bill Gates di urutan ketujuh.
Urutan kedelapan dihuni Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi. Co-founder Google Sergey Brin dan CEO/Co-founder Google Larry Page, di urutan kesembilan. Sedangkan peringkat kesepuluh dihuni oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Pemeringkatan ini, menurut Forbes merupakan evaluasi dari kekuasaan yang selama ini terkesan keras. Panel Editor Forbes berkeyakinan, mereka yang berada di daftar tersebut telah menggunakan kekuasaan mereka untuk membentuk dunia tempat manusia tinggal serta menggerakkan masyarakat, pasar, tentara, dan pikiran manusia.