Lelaki ini mendapat pengalaman buruk saat membeli iPhone 6 di Singapura. Namun, dia menolak pemberian sebuah iPhone 6 seharga 1.500 dollar Singapura--setara Rp 13,8 juta--dari para netizen yang bersimpati kepadanya.
"Saya telah menerima 550 dollar (Singapura) dari seorang pebisnis dan juga telah membeli iPhone 6 tersebut. Saya sangat berterima kasih terhadap kebaikan Anda semua, tetapi saya tidak ingin menerima lebih dari yang saya perlukan," ujar Pham Van Thoai, lelaki itu, Jumat (7/11).
Jawaban tersebut Pham sampaikan saat hendak kembali ke Vietnam, negara asalnya, dari Singapura. Iphone yang ditolak Pham dibeli dari sebagian donasi yang digalang seorang wiraswastawan bernama Gabriel dari para netizen--pengguna media sosial.
"Pham dan pacarnya adalah orang baik, mereka mengundang saya ke Vietnam dan berterima kasih saya merintis gerakan ini, mereka terkejut netizen tulus menolong orang asing yang tidak dikenal," ujar Gabriel kepada Channel News Asia.
Gerakan yang dimulai Gabriel pada Rabu (5/11) tersebut sudah mengumpulkan dana senilai 15.000 dollar Singapura, setara sekitar Rp 138 juta.
Soal gerakan yang dia galang, Gabriel mengatakan, "Darah saya mendidih mendengar cerita Pham. Bagaimana mungkin manusia ini melakukan hal itu kepada sesamanya. Ini sesuatu yang tidak dapat saya terima. Saya berpikir saya dapat melakukan sesuatu."
Namun, Pham mau menerima bingkisan makanan khas Singapura seharga 200 dollar Singapura, setara Rp 1,8 juta. Gabriel mengaku dapat memahami alasan penolakan Pham menerima iPhone 6 tersebut.
Pham adalah buruh pabrik di Vietnam yang sempat menjadi buah bibir di Singapura. Dia mengaku "dikerjai" pemilik toko Mobile Air di Sim Lim Square, Singapura.
Lelaki berumur 28 tahun ini semula berniat membelikan iPhone 6 untuk kado bagi pacarnya. Setelah membayar telepon genggam seharga 950 dollar Singapura itu, dia masih diminta membayar biaya garansi senilai 1.500 dollar Singapura.
Pham yang kurang fasih berbahasa Inggris ini berpikir garansi adalah paket tambahan gratis untuk pembelian iPhone itu. Sama sekali tak terbersit di benak Pham dia bakal tertipu di Singapura, negara dengan reputasi sebagai tempat belanja yang aman.
Sebagai buruh pabrik di Vietnam, Pham mendapat gaji yang nilainya setara 200 dollar Singapura. Susah payah dia menabung untuk bisa membelikan iPhone 6 bagi pacarnya itu. Setelah sadar tertipu soal garansi tersebut, Pham sampai berlutut kepada pengelola toko, memohon uangnya kembali. Namun, Pham hanya mendapat tawa dari pengelola toko itu.
Setelah polisi dan Asosiasi Konsumen Singapura (CASE) turun tangan, barulah Pham mendapatkan kembali uangnya, itu pun hanya 400 dollar Singapura dan tanpa iPhone yang susah payah diupayakannya itu.
Begitu kabar itu muncul di media sosial, pemilik toko tersebut menjadi bulan-bulanan di lini masa para netizen. Sampai Jumat, toko itu pun masih tutup. Insiden Pham ini juga menyulut serangkaian pelaporan dengan tuduhan penipuan kepada toko tersebut.