Rokok mentol cukup banyak digemari karena adanya rasa mint yang membuatnya tidak terlalu keras dibanding rokok biasa.
Namun, berdasarkan sebuah penelitian, rokok mentol justru bisa menyebabkan masalah paru-paru yang lebih parah dibanding rokok biasa.
Banyak dari mereka yang dirawat di rumah sakit karena penyakit paru-paru ini. Mereka mengalami kesulitan bernapas dan banyaknya lendir selama berhari-hari.
Para peneliti menduga mentol memiliki efek anestesi pada saluran udara sehingga lebih sulit untuk mengidentifikasi penyakit paru-paru pada perokok.
"Kami terkejut bahwa perokok mentol bisa lebih buruk dibandingkan dengan perokok nonmentol," ujar Marilyn Foreman dari Morehouse School of Medicine di Atlanta.
Efek candu
Rokok jenis ini banyak digemari oleh orang muda. Peneliti Kanada menemukan, orang muda yang memilih rokok mentol berjumlah hampir dua kali lipat dari rokok biasa. Dalam studi ini ditemukan bahwa, mereka rata-rata menghabiskan 43 batang rokok mentol dalam seminggu, hampir dua kali lipat perokok biasa sebanyak 26 batang.
Dengan sensasi dingin di mulut dan terasa tidak terlalu keras seperti rokok biasa, perokok mentol pun lebih sulit untuk berniat berhenti merokok.
Mereka akan kecanduan merokok mentol dan justru ingin terus mencobanya pada tahun berikutnya. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer Causes and Control, ini menemukan kemungkinan tiga kali lebih tinggi perokok mentol berencana terus merokok pada tahun depan.
Sebuah penelitian pada tahun 2006 menyebutkan, orang yang terbiasa mengisap rokok mentol akan menemukan kesulitan untuk berhenti dibandingkan dengan perokok yang memilih rokok nonmentol.
Terdapat bukti yang menjelaskan bahwa mentol dapat menghambat metabolisme nikotin, yang punya sifat adiktif. Akibatnya, nikotin akan lebih lama tinggal di dalam tubuh dan sifat adiktifnya juga semakin lama.