Studi terbaru memaparkan bahwa 50 persen peningkatan sambaran petir di Amerika disebabkan perubahan iklim. Peningkatan signifikan ini terjadi dalam jangka waktu satu abad.
“Pemanasan global menyebabkan petir menjadi semakin menakutkan,” papar David Romps dari Lawrence Berkeley National Laboratory. Menurutnya, pemanasan global telah menyebabkan penguapan air semakin banyak terjadi dan tersimpan di atmosfer. Menumpuknya uap air di atmosfer menjadi ‘bahan bakar’ bagi petir sehingga menjadi makin kuat.
Semakin banyak sambaran petir maka akan semakin banyak pula orang luka. Ribuan orang telah dilaporkan tersambar bahkan tewas akibat sambaran petir.
Lebih lanjut Romps mengungkap bahwa sambaran petir akan meningkatkan risiko kebakaran hutan. Pasalnya sambaran petir pada pepohonan akan menghasilkan panas yang menjadi sumber api.
Saat ini Romps telah mencari cara untuk memprediksi sambaran petir. Romps beserta rekannya meneliti 11 model iklim berbeda dan memprediksi curah hujan. Coupled Model Intercomparison Project (CMIP) digunakan sebagai sumber daya pemodel iklim. CMIP akan menyediakan protokol standar untuk mempelajari output, ditambah dengan sirkulasi umum dan hasilnya dibandingkan kemudian barulah divalidasi.
“Berkat CMIP5, kami dapat mengumpulkan data curah hujan dan mengkalkulasikannya untuk pertama kali,” ujar Romps.
Di masa depan, Romps berharap dapat memprediksi terjadinya sambaran petir. Sehingga korban akibat sambaran petir dapat dikurangi.