Fukushima Daiichi, reaktor nuklir Jepang yang alami kebocoran 11 Maret 2011 silam mulai berdampak bagi kehidupan alam.
Radioaktif yang ditimbulkan akibar kebocoran pembangkit tenaga listrik nuklir ini mulai ditemukan di pesisir pantai California Utara.
Walau demikian, belum ada tanda bahaya bagi wisatawan yang berenang maupun beraktifitas di sepanjang pantai Eureka, California Utara.
Ken Beusseler, ahli kimia kelautan Wood Hole Oceanographic Institution di Massachusetts, melacak kandungan cesium pada sampel air yang diambil dari pantai sepanjang Amerika Serikat hingga pesisir barat Kanada.
Hasilnya, Beusseler menemukan -134 cesium per meter kubik air. Ini 1.000 kali lebih rendah dari batas air minum yang ditetapkan U.S. Environmental Protection Agency. Kandungan sesium ini belum pernah terjadi sebelumnya.
“Kami sedang mengukur dan memeriksa dampak temuan ini pada kesehatan manusia,” paparnya.
Sejauh ini, belum ditemukan air yang mengandung -134 cesium di pantai Amerika maupun Kanada. Daerah seperti Hawaii, Alaska, Washington, dan Oregon pun masih belum ditemukan unsur radioaktif dari Fukushima Daiichi.
Belum pula ditemukan pula kandungan -134 cesium pada ikan di Samudra Pasifik bagian utara dan Alaska. Pasalnya daerah ini dinilai paling berpotensi terkena dampak kebocoran karena perairan ini membawa arus polusi radioaktif dari Jepang. Namun kemungkinan senyawa radioaktif tersebar di daerah ini tetap ada.
Buesseler mengungkap bahwa polusi akibat Fukushima Daiichi bukan ancaman bagi manusia, namun segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Ada kemungkinan bahwa senyawa radioaktif dari Fukushima Daiichi perlahan menyebar di Samudra Pasifik.
Sebelumnya peneliti mendeteksi adanya tuna yang terkena radiasi nuklir Fukushima Daiichi di West Coast.
Temuan Buesseler dipaparkan dalam pertemuan Society of Enviromental Toxicology and Chemistry di Vancouver.