Bersama TNI, Prabumulih Tangkal Maling Minyak

By , Sabtu, 15 November 2014 | 16:30 WIB

Pencurian minyak mentah di jalur pipa Prabumulih – Plaju, Sumatra Selatan, makin marak saat harga karet turun. Pencuri biasanya mengebor pipa minyak, lalu dialirkan melalui selang plastik dan ditampung truk.

Selama Januari hingga Mei 2014 di PT Pertamina EP Prabumulih Field telah terjadi 17 kasus keamanan. Kasusnya rupa-rupa: ada pencurian minyak, ada sabotase, ada penggagalan pencurian.

Sabotase misalnya, bisa berbentuk penggergajian pipa penyalur sehingga minyak mentah tumpah ruah. Warga yang lahannya terkena tumpahan minyak kerap menuntut kompensasi kepada PT Pertamina EP.

Pipa jalur distribusi minyak yang dibolongi oleh komplotan pencuri minyak yang tersambung dengan saluran pipa plastik sejauh 200 meter menuju kebun karet. (Yunaidi/National Geographic Indonesia)

Selain Prabumulih, kasus keamanan juga dialami lapangan minyak PT Pertamina Asset 2 yang lain: Pendopo, Limau dan Adera. Total kejadian dari empat lapangan minyak tersebut ada 29 gangguan keamanan. Di Prabumulih saja, pada 2012, gangguan keamanan sejumlah 121 kasus, dan turun menjadi 52 pada 2013.

Untuk mengamankan pengusahaan minyak dan gas di Prabumulih, PT Pertamina EP bekerjasama dengan Markas Besar TNI Angkatan Darat. Sebagai pelaksana, kerjasama itu diemban oleh Komando Resor Militer 044 Garuda Dempo, di bawah Komando Daerah Militer II Sriwijaya Palembang. Pengamanan juga melibatkan pihak kepolisian.

"Itu sesuai bidangnya masing-masing. Polisi untuk penyidikan ataupun pemberkasan perkara untuk dilimpahkan ke pengadilan," jelas Maulana Malik Ibrahim, penjabat sementara Senior Security PT Pertamina EP Prabumulih.

Sebagai objek vital nasional, Maulana menuturkan, upaya pengamanan menyangkut seluruh operasi dan sumber daya manusia yang bekerja. Pengamanan digelar di setiap stasiun pengumpul, jalur pipa dan sumur minyak.

Babinsa Koramil Gelumbang, Nedi bersama tim keamanan PT. Pertamina EP Field Prabumulih saat menemukan pipa yang sudah dilubangi untuk pencurian minyak. Pencurian minyak kerap terjadi di kawasan ini. (Yunaidi/National Geographic Indonesia)

Di stasiun pengumpul misalnya, ada personel pasukan BKO dari Batalyon Kavaleri 5 Serbu Karangendah atau pun Batalyon Zeni Tempur 2 Samara Grawira Prabumulih. "Selain itu, juga ada Pembantu Keamanan yang disebut mitra babinsa [bintara pembina desa]," tutur Maulana.

Mitra babinsa dibina oleh Komando Rayon Militer di setiap kecamatan yang dilalui pipa minyak. Maulana menegaskan, para mitra babinsa itu dikukuhkan oleh Panglima Kodam II Sriwijaya.

Penempatan personel disesuaikan dengan kondisi keamanan setiap wilayah operasi. Lapangan Prabumulih memang lumayan luas dengan wilayah produksi yang mencakup tiga kabupaten: Prabumulih, Muara Enim dan Ogan Ilir. "Itu juga berarti melibatkan tiga Kepolisian Resor. Polsek ada sekitar 12 dan empat koramil."

Namun, tantangannya adalah membagi jumlah personel untuk menjaga dan melindungi seluruh aset, fasilitas produksi dan manusia yang bekerja. "Pasukan TNI BKO: 55 orang, Satpam: 114 orang."

Itulah kekuatan yang dimiliki oleh PT Pertamina EP Prabumulih. Jumlah tenaga itu pula yang setiap hari mesti menjaga stasiun pengumpul, jalur pipa, perumahan, sumur minyak, dan manusia.

Tak sedikit jalur pipa yang melewati hutan, semak-semak dan rawa. Lantaran itulah, jelas Maulana, pengamanan bersifat patroli. "Artinya, berkeliling dari titik berangkat hingga ke titik kembali."