Selain masalah kesehatan ketika menggunakan rokok elektronik, risiko kebakaran pun menambah daftar panjang bahayanya.
Lebih dari 100 kebakaran terjadi karena rokok eletronik atau e-cigaratte. Bahkan, David Thomson harus meregang nyawa ketika rokok eletronik miliknya meledak saat diisi ulang atau charge. Kasus ini merupakan kematian pertama di Inggris akibat rokok eletronik—bukan dari segi kesehatan.
Tak hanya membakar rumah seperti kasus David Thomson, rokok elektronik pun pernah membakar mobil.
Local Government Association (LGA) mengungkap kebakaran karena penggunaan rokok elektronik seperti ‘gunung es’. Banyak orang tidak melaporkan kebakaran yang disebabkan rokok elektronik.
Pemicu kebakaran disebabkan melelehnya rokok elektronik ketika sedang diisi ulang. LGA menghimbau produsen e-cigarate untuk memberikan peringatan bahaya bagi penggunanya.
Jeremy Hilton, ketua LGA berkata, “Setidaknya dalam seminggu terjadi satu kali kebakaran rokok elektronik. Ini sungguh memprihatinkan.”
Ia menambahkan peningkatan konsumen e-cigaratte begitu mengkhawatirkan, jika mereka tidak mengetahui penggunaan dengan baik.
Data dari dinas kebakaran Inggris, sejak 2012 sebanyak 113 kasus kebakaran terjadi berkaitan dengan peralatan rokok elektronik. Jumlah ini termasuk besar mengingat ada 2,1 juta warga Inggris menggunakan rokok elektronik.
Emma Apter dari Electrical Safety First berkata,”Kami khawatir dengan meningkatnya kasus kebakaran karena rokok elektronik.” Perlu adanya panduan bagi konsumen sehingga keselamatan tetap menjadi prioritas.