Sampai pada hari Rabu (19/11), paling tidak tujuh orang tewas di negara bagian utara Amerika Serikat, New York— karena badai besar yang menyebabkan salju setebal 1,5 meter di sejumlah daerah di negara bagian tersebut. Diperkirakan, masih akan badai salju lanjutan yang bisa mengganggu aktivitas warga.
Warga dilaporkan terperangkap di rumah mereka dan mobil karena angin terlalu kuat dan jalan tertutup es. Hal ini juga menyebabkan kecelakaan jalan tol dan penutupan sekolah di beberapa bagian Amerika Serikat.
Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo, menyebut badai salju ini sebagai "peristiwa bersejarah".
Guna menolong para warga, lebih dari 100 anggota Garda Nasional dikerahkan ke New York. Mereka akan membantu membersihkan jalan dan menyingkirkan kendaraan yang ditinggalkan.
Ramalan cuaca memperkirakan badai salju masih akan berlanjut. Badan Cuaca Nasional mengatakan ketinggian salju di beberapa tempat bisa mencapai rekor baru, yaitu sekitar 1,9 meter.
Badai salju hebat menghantam Kota Buffalo di wilayah barat Negara Bagian New York, AS, Selasa (18/11) malam, mengakibatkan tumpukan salju 1,5 meter. Banyak pula warga di dalam mobil dan rumah mereka.
Meski Buffalo dikenal sebagai kota yang kerap dilanda badai yang berasal dari Danau Erie yang membatasi AS dan Kanada, badai salju kali ini cukup mengejutkan warga kota tersebut. Badai salju ini bahkan memicu fenomena tidak lazim ketika badai datang dibarengi hujan salju dahsyat.
"Sebagian wilayah ini akan menerima hujan salju terburuk tahun ini dalam tiga hari mendatang," kata pejabat wilayah di Erie, Mark Poloncarz.
Anehnya, badai salju ini hanya merupakan fenomena lokal. Di sebelah tenggara, Kota Lancaster salju menumpuk hingga ketinggian 1,5 meter. Namun, 10 kilometer dari tempat itu tumpukan salju di Bandara Internasional Niagara Buffalo hanya setinggi 10 sentimeter.
Suhu di 50 negara bagian Amerika Serikat anjlok menjadi beku sejak sepekan lalu.