Seorang gadis warga negara Denmark memperpanjang daftar warga Barat yang memilih untuk bergabung dengan milisi Kurdi yang memerangi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Joanna Palani (20), perempuan berdarah Kurdi itu, telah menulis pesan di laman Facebook-nya, menceritakan luka ringan di kakinya saat menghadapi serangan ISIS. Beberapa menit sebelumnya, Joanna mengunggah foto dirinya mengenakan pakaian militer, rompi antipeluru, dan sebuah senapan serbu, sambil tersenyum.
"Sampai bertemu di garis depan besok," tulis Joanna yang ditujukan kepada militan ISIS yang menjadi lawannya.
Harian terbitan Denmark, BT, memuat kisah perjalanan Joanna Palani dari Denmark hingga ke Kota Kobani untuk menghadapi ISIS.
Kurang dari satu bulan lalu, Joanna diwawancarai harian Politiken. Dalam wawancara itu, Joanna mengatakan, dia meninggalkan kuliahnya dan memilih bergabung dengan milisi Kurdi di Kobani.Dalam wawancara yang sama, Joanna mengatakan, dia akan melakukan hal yang sama jika ISIS menyerang Denmark.
"Saya mencintai Denmark. Saya tumbuh besar di negeri ini dan saya mencintai kebebasan di masyarakat kami. Jika Denmark diserang, saya akan berada di garis depan membawa bendera Denmark di bahu saya," ujar Joanna.
"Namun, saya berasal dari keluarga Kurdi dan saat ini warga Kurdi sedang diserang oleh kelompok Islam Radikal," tambah Joanna dalam wawancara yang dilakukan bulan lalu itu.
Joanna bukan satu-satunya warga Barat yang memilih bergabung dengan milisi Kurdi bertempur mempertahankan Kota Kobani. Misalnya, sejumlah anggota dari geng motor besar Eropa yang pergi ke Kobani untuk membantu milisi Kurdi.