Paus Fransiskus, memperingatkan bahwa Bumi tak akan memaafkan mereka yang menyalahgunakan sumber daya alam untuk sekadar mengeruk keuntungan. Paus mendesak para pemimpin dunia agar menahan kerakusan mereka dan menolong mereka yang membutuhkan.
Jika tidak, alam akan membalas dendam yang bisa berujung pada kehancuran dunia.
"Tuhan maha pemaaf, tetapi Bumi tidak," kata Paus asal Argentina itu saat berbicara pada Konferensi Nutrisi Internasional Kedua di Roma, Italia.
"Jagalah Bumi sehingga dia tidak akan membalas dengan kehancuran," lanjut Paus di hadapan perwakilan 190 negara yang mengikuti konferensi yang digelar Badan Pangan Dunia (FAO) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) itu.
Konferensi yang digelar selama tiga hari itu berupaya mencari solusi bersama untuk mengatasi malnutrisi—sebuah momok yang kini menghantui masyarakat baik yang kaya maupun miskin.
Paus berusia 77 tahun itu mengatakan, dunia terlalu sedikit membantu mereka yang lapar dan kekurangan. (Baca: Bantuan Pangan untuk Pengungsi Afrika yang Kelaparan Dipangkas)
Selama dua dekade terakhir, jumlah warga dunia yang kekurangan gizi menurun lebih dari setengah, namun sekitar 805 juta orang lain masih mengalami malnutrisi pada 2014.
"Sangat menyakitkan saat melihat perjuangan melawan kelaparan dan malnutrisi dikalahkan 'prioritas pasar', yang akhirnya hanya menganggap makanan adalah sekadar komoditas, subjek spekulasi, terutama spekulasi finansial," lanjut Paus.
Selama ini, Paus Fransiskus kerap menyerang mereka yang menjadi kaya lewat spekulasi pasir, terutama praktik spekulasi harga pangan yang bisa melambungkan harga sehingga mengakibatkan jutaan orang miskin semakin tak memiliki akses untuk mendapatkan makanan.
Paus mendesak dunia internasional agar menjaga rasa saling menghormati dan bukan saling bertarung yang berujung pada penghancuran alam.
(Lihat juga video Masa Depan Pangan)
"Bantu mereka yang lapar, selamatkan kehidupan di planet ini," ujar Paus pada akhir pidatonya yang disambut tepuk tangan riuh para delegasi.
Sebanyak dua miliar orang menderita kekurangan nutrisi, misalnya vitamin A, zat besi, dan lain-lain. Para pakar menyebut kondisi ini sebagai "kelaparan terselubung". Di sisi lain, 42 juta anak-anak dan 500 juta orang dewasa menderita obesitas.