Anak Lebih Sehat Jika Main di Ruang Terbuka

By , Selasa, 25 November 2014 | 12:17 WIB

Pakar dari Kanada mengatakan bermain di ruang terbuka, seperti memanjat pohon dan bermain kotor-kotoran, sangat penting bagi anak-anak. Aktivitas di alam juga berkontribusi pada tingkat kesehatan anak. 

Direktur Dewan Aliansi Anak-anak dan Alam Kanada, Adam Bienenstock, tengah berada di Adelaide, Australia, untuk mengampanyekan lingkungan yang jauh dari layar TV atau komputer dan yang terlampau bersih—untuk kembali ke lingkungan berbasis alam. (Baca pula: Mengembalikan Kegiatan Renang di Alam Terbuka)

"Saat ini merupakan hal normal di mana anak berusia 8 tahun berada di depan layar komputer atau TV selama lebih dari 4,5-7 jam dalam satu hari, dan kurang dari 1 jam berada di luar ruangan," kata Bienenstock.

"Padahal harusnya ada keseimbangan, paling tidak 1 berbanding 1. Namun sekarang sudah kebablasan," katanya.

Di balik usahanya mendorong anak-anak untuk bermain di ruang terbuka, Bienenstock juga mendorong dibangunnya area bermain berbasis lingkungan di sekolah-sekolah dan area publik.

Kurang kontak dengan lingkungan

"Dulunya masyarakat 80% tinggal di kawasan pertanian, di perkotaan hanya 20%, tapi sekarang masyarakat sudah mengalami perubahan di mana dan bagaimana mereka tinggal," katanya.

"Kota tempat tinggal kita semakin steril dan kita menjadi sangat peduli dengan kebersihan dan khawatir menjadi kotor," ujarnya.

Sebagai anak dari seorang pakar imunologi, dia menilai kurangnya kontak dengan lingkungan yang kerap terjadi di masyarakat saat ini menjadi penyebab dari sejumlah masalah kesehatan penting.

"Di kota-kota tempat tinggal kita, keragaman hayati dibersihkan, dan karenanya kita sekarang menyaksikan kasus sindrom gangguan perut atau irritable bowel syndrome (IBS) meningkat, dan karena gaya hidup yang kurang gerak meningkat, saat ini angka obesitas dan kelebihan berat badan meningkat 25%."

Ditambah lagi kurangnya permainan yang mengasah seluruh indera yang bisa didapat dalam kegiatan seperti memanjat pohon  dan bermain lumpur, membuat daya tahan anak-anak sangat terbatas, begitu juga kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah, kebugaran dan juga pemahanan lingkungan mereka.

Bienenstock mengatakan jika orangtua berniat mengoptimalkan perkembangan anak-anak mereka, maka hal pertama yang perlu dilakukan membiarkan mereka 'berkotor-kotor'. Menurutnya ruang dengan bukit-bukit, batu, kayu, ceruk dan celah serta pohon tidak hanya lebih inklusif tetapi juga lebih efektif bagi perkembangan anak.