Banyak orang meyakini bahwa salah satu tanda tubuh membakar lemak adalah dengan berkeringat. Melimpahnya peluh yang keluar saat olahraga dianggap sebagai indikasi pembakaran lemak sudah optimal.
Pada kenyataannya, keringat yang membasahi sekujur tubuh bukanlah pertanda banyaknya lemak yang dibakar. Memang benar saat kita berolahraga, maka lemak tubuh akan dibakar, tapi itu karena latihan yang Anda lakukan, bukan karena semakin banyak Anda berkeringat.
Lemak menjadi sumber energi saat proses metabolisme ketika berolahraga. Ketika beraktivitas fisik, kondisi emosional dan metabolisme tubuh meningkat. Kondisi ini masih ditambah panas dari luar yang menstimulasi kelenjar keringat yang ada di bawah kulit.
Kelenjar kemudian memproduksi zat buangan yang terdiri atas air, garam, mineral, laktat, dan urea. Air yang menjadi komponen utama didapatkan dari ruang antarsel, yang ada di sekitar kelenjar keringat. Sehingga saat berolahraga tubuh mengalami proses pembakaran lemak dan berkeringat dalam satu waktu.
Namun, apa saja yang mempengaruhi banyaknya produksi keringat? Simak fakta-faktanya.
1. Keringat adalah upaya mendinginkan tubuh. Proses berkeringat yang disebut termoregulasi ini merupakan reaksi saat tubuh merasa kepanasan. Keringat keluar bersama dengan panas yang ada di dalam tubuh. Berkurangnya panas secara perlahan akan menurunkan suhu tubuh menjadi optimal.
2. Kondisi yang mempengaruhi banyaknya keringat. Berbagai hal mempengaruhi banyaknya produksi keringat. Jenis kelamin, metabolisme tubuh, genetik, kondisi emosional, aktivitas fisik, penyakit, penggunaan obat, suhu dan kelembaban lingkungan, menjadi sebagian penyebab banyaknya produksi keringat. Jenis aktivitas seperti sauna dan olahraga, juga menjadi penentu banyaknya produksi keringat. Banyaknya lemak yang dibakar tidak menetukan jumlah produksi keringat.
3. Keringat dan lemak. Lemak dalam tubuh memang dibakar ketika kita berolahraga. Namun keringat yang dihasilkan setiap orang tidak sama, bergantung pada metabolisme, jenis, dan lamanya olahraga yang dilakukan. Jadi, berkeringat dan lemak adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Kalaupun tubuh terasa ringan setelah berkeringat, hal tersebut bukan karena lemak yang terbuang. Penurunan berat tubuh lebih dikarenakan air yang menyusun 75 persen tubuh terbuang saat berkeringat.
Penelitian yang dilakukan Osaka International dan Kobe University di Jepang, menemukan pria berkeringat lebih banyak daripada wanita selama berolahraga, meski hal ini tentu tidak berlaku mutlak.
4. Waspadai dehidrasi. Ketika tubuh berkeringat banyak, sebaiknya mewaspadai terjadinya dehidrasi. Dehidrasi yang terjadi akibat kehilangan 2 persen total air tubuh, bisa menurunkan performa latihan hingga 30 persen dan mengakibatkan kelelahan. Bila kehilangan air tubuh mencapai lebih dari 15 persen bisa berakibat kematian.
Oleh karena itu, tidak disarankan melakukan jogging di siang hari memakai jaket parasut untuk membakar lemak. Keringat yang dihasilkan justru berpotensi mengakibatkan dehidrasi, dan belum tentu membakar banyak lemak sesuai keinginan. Olahraga teratur dan pengaturan pola makan, tetap menjadi cara paling efektif untuk membakar lemak.